Kamis, 13 September 2012

EXPLORE SAMARINDA

Perkampungan suku Dayak Pampang, Samarinda
Kota Samarinda, ibukota Provinsi  Kalimantan Timur, terkenal dengan wisata kuliner, wisata alam dan wisata budayanya. Perjalanan ke kota Samarinda sendiri saya tempuh dalam waktu sekitar 2,5 jam menggunakan sepeda motor dari kota Balikpapan melewati kawasan hutan bukit soeharto di Kabupaten Kutai Kartanegara. 

Saya sendiri memutuskan untuk eksplore ke Samarinda di hari keempat saya eksplore pulau Borneo tepatnya apda tanggal 4-5 Desember 2011 yang lalu setelah sebelumnya saya eksplore Balikpapan dan Tenggarong terlebih dahulu. Postingan saya sebelumnya waktu eksplore Tenggarong dan Kutai Kertanegara bisa dilihat disini http://www.aufasidix.blogspot.com/2012/08/eksplore-kutai-kartanegara-dan-kota.html


Kuliner di Jinggo
Well, jika menggunakan kendaraan sendiri pastikan bensin penuh ya dari Balikpapan, soalnya di sepanjang perjalanan nyaris gak ada pom bensin sama sekali. Perjalanan selama 2,5 jam pun seolah tida terasa dengan pemandangan hutan di kanan kiri jalan yang menyejukkan mata. Hari sudah sangat sore ketika saya sampai ke kota Samarinda. Ehm, sebagai ibukota Provinsi, jujur kota Samarinda masih kalah besar dengan kota Balikpapan. Namun kota yang dibelah dengan sunga Mahakam ini justru menawarkan keunikan tersendiri.

Jembatan Mahakam Ulu
Sungai Mahakam
Malam mingguan di kota Samarinda, saya habiskan dengan "icip-icip" kuliner khas Samarinda. Di Pinggirin Sungai mahakam banyak banget pilihan santap kuliner sembari menikmati pemandangan lalu lintas kapal penangkut batubara di malam hari. Indah banget! (Lebay ding...;p). Tak lupa saya mencoba kuliner “Jinggo”, santap khas kaki lima mirip angkringan jogja. Maknyus….^_^. Oiya, yang menyedihkan di Jinggo ini juga dijual telur kura-kura. Huhu!! Sebagai orang berpendidikan yang tahu bahwa penyu itu binatang langka yang dilindungi, jika kalian mampir ke jinggo ini tolong jangan beli ya telur kura-kura itu.okeh! Nyesek rasanya!!!

Memandikan Orang Utan
Puas wisata kuliner, keesokan harinya lanjut ke area konservasi orang utan di Kebun raya umul Samarinda. Masuknya sendiri cukup murah meriah kok! Cuma bayar Rp. 7ribu saja kok. Murah lah.he…! Terletak di pinggir Jalan raya Samarinda-Bontang KM7, Kebun raya ini sangat mudah kok untuk didatangi.

Kebun Raya Umul Samarinda ini sekaligus sebagai tempat konservasi orang utan di Samarinda. Sempat berbincang-bincang sedikit dengan penjaga kebun raya, pernah ada seekor anak orang utan liar yang "nyasar" ke area kebun raya ini dalam keadaan lapar dan lemas. Badannya kurus sekali. Selidik punya selidik, ternyata orang utan tersebut terkena diabetes. Makanya kurus sekali. Orangtuanya pun entah kemana. Walhasil orang utan tersebut dirawat oleh pihak kebun raya. Seru! 

Waktu saya ke kebun raya ini pun, kondisinya sedang tidak terlalu rame. Kebetulan waktu itu saya pas bebarengan dengan acara memberi makan orang utan. Malah ada acara memandikan orang utan segala. Seru!! Boleh ijin untuk bercerengkama dan menggendong orang utan juga kok! ^_^

Dari Kebun Raya Umul Samarinda ini, saya melanjutkan perjalanan lagi ke arah utara tepatnya di Jalan raya Samarinda-Bontang KM 20, di desa adat suku dayak di Pampang. Desa adat suku dayak satu-satunya yang ada di kota Samarinda. Dari jalan raya, masih masuk sekitar 3-4 km. Petunjuk arah ke Desa adat ini cukup jelas kok, meskipun saya sendiri sempat bertanya sampai beberapa kali ke penduduk setempat mengenai lokasi desa ini.haha...
Desa adat suku Dayak, Pampang
Desa Pampang ini sendiri sebetulnya tidak begitu berbeda dengan desa adat lainnya. Hanya saja di desa Adat Pampang ini, uniknya, setiap hari Minggu tepat pada pukul 14.00 WITA, ada pertunjukkan tari-tarian tradisonal khas suku dayak yang bisa dinikmati oleh siapa saja. Seru lah. Nah, bagi kalian yang berniat mengabadikan tari-tarian ini palagi berpose dengan penduduk asli lengkap dengan pakaian adata suku dayaknya, anda harus siap merogoh kocek, karena mereka akan meminta bayaran di setiap jepretan yang kita buat. Ehm, entahlah kapan kebiasaan ini bermula. Anda mau foto bersama, mereka dapat uang, entahlah tapi saya pikir fair enough lah...>_<
Gereja Desa adat Pampang
Kota Samarinda memang cantik. Dibelah oleh Sungai Mahakam yang memisahkan Samarinda Ulu dan Samarinda Seberang. Nah, tentunya banyak jembatan cantik dong yang menghubungkan kedua kawasan di Samarinda. Di Sisi Selatan kota ada jembatan Mahakam Ulu (Mahulu) dan ditengah kota Samarinda ada jembatan Mahakam Kota 1 (Mahkota 1). Cocok buat foto2.hehe….sebetulnya ada lagi Jembatan Mahakam Kota 2 (Mahkota 2) namun masih belum jadi padahal rencananya jembatan mahkota 2 ini konstruksinya dibikin mirip jembatan suramadu dan lebih panjang dari jembatan Kutai Kartanegara yang roboh itu.wow…..^_^