Jumat, 25 Juli 2014

JELAJAH BANJARMASIN DAN MARTAPURA


Banjarmasin, kota seribu sungai, di Kalimantan Selatan dimana kehidupan sungai sudah menjadi keseharian masyarakat kota Banjarmasin, yang menjadikan kota ini terlihat sangat unik dibandingkan dengan kota-kota lain di Indonesia. Kehidupan masyarakat di sepanjang Sungai Martapura dan Sungai Barito yang membelah kota Banjarmasin inilah yang sangat menarik perhatian saya, sehingga pada tanggal 1-2 September 2012 saya memutuskan untuk ke kota Banjarmasin terutama melihat langsung geliat pasar apung di atas sungai dari dekat.


Pasar Apung Lok Baintan
Pasar Apung Lok Baintan
Ada dua pasar apung yang terkenal di kota Banjarmasin yaitu Pasar Apung Kuin di Sungai Barito dan Pasar Apung Lok Baintan di Sungai Martapura. Saya sendiri memilih untuk eksplore Pasar Apung Lok Baintan yang kata warga lokal masih lebih alami dibandingkan dengan Pasar Apung Kuin bersama dengan teman-teman couchsurfing Banjarmasin. Untuk menuju Pasar Apung Lok Baintan, saya harus berangkat pagi–pagi buta sebelum subuh untuk naik perahu karena perjalanan ke Pasar Apung Lok Baintan sendiri memakan waktu kurang lebih 2 jam dan pasarnya sendiri hanya buka sampai jam 8 pagi. Sangat seru melihat langsung aktivitas jual beli di pasar apung. Kebanyakan barang yang dijual adalah barang-barang pokok kebutuhan sehari-hari seperti makanan, buah-buahan, dan sayuran. Saya sendiri mencoba membeli semacam kue-kuean gitu..)

Soto Banjar Pak Amat
Pilihan kuliner di Banjarmasin pun sangat beragam. Soto Banjar pak Amat yang saya coba di pinggiran sungai Martapura memang maknyus dengan harga yang cukup bersahabat dengan kantong ^_^. Soto banjar ini pun sebagai titik poin untuk melakukan perjalanan ke Pasar Apung Lok Baintan karena perahu-perahu berangkat dari samping soto banjar Pak Amat ini sehingga begitu selesai explore Pasar Apung Lok Baintan bisa langsung mencoba kuliner Soto Banjar pak Amat  sambil melepas penat sambil melihat aktivitas lalu-lalang perahu di pinggir sungai.  Kuliner menarik lainnya yang patut dicoba  lontong orari yang ternyata porsi satu orangnya sangat banyak.

Jembatan Barito
Tidak lupa saya mengabadikan moment di atas Jembatan Barito, Jembatan gantung yang diyakini sebagai jembatan gantung terpanjang di Indonesia sampai saat ini yang membelah sungai Barito dan melewati pulau kecil di tengah sungai. Sangat panjang memang! Jembatan terbesar di Kalimantan Selatan ini juga merupakan obyek wisata di Banjarmasin yang menarik untuk dikunjungi. Kita bisa duduk duduk ditepi jembatan ditemani dengan kue yang bisa kita beli di pedagang yang menawarkan berbagai makanan dan minuman yang ada di jembatan tersebut. Kita juga dapat melihat indahnya sungai Barito dan kapal kapal tongkang yang melintasi sungai Barito.

Pendulangan Intan di kota Martapura
Tidak jauh dari Jembatan Barito terdapat Museum Wasaka. Museum ini berarsitekkan rumah adat banjar yaitu bubungan tinggi atau rumah panggung. Didalam museum terdapat benda – benda bersejarah yang digunakan pejuang untuk melawan penjajah belanda serta terdapat foto – foto yang berhubungan dengan perjuangan. Museum perjuangan pahlawan kalimantan selatan lah.

Salah satu icon kota Banjarmasin lainnya yang sempat saya kunjungi ialah Masjid Raya Sabilal Muhtadin yang merupakan salah satu Landmark Kota Banjarmasin. Masjid Raya Sabilal Muhtadin berdiri megah dijantung kota Banjarmasin menghadap Sungai Martapura. Masjid yang menjadi kebanggaan warga Banjarmasin ini merupakan masjid terbesar di kota ini mempunyai bentuk unik dengan kubahnya yang khas. Di komplek Mesjid ini juga terdapat hutan kota serta tidak jauh dari Taman Maskot.

Sebelum kembali ke Bandara untuk kembali ke Jakarta, saya sempatkan dulu mampir sebentar ke kota Martapura, sekitar 1 jam dari Banjarmasin. Yack, Tujuan utama saya untuk melihat langsung aktivitas pendulangan intan yang ada di desa Pumpung, sekitar 30 menit dari pusat Kota Martapura. Di sini saya menyaksikan bagaimana para pendulang intan bekerja untuk mendapatkan intan yang dikagumi banyak orang. Saya pun ikut mencoba mendulang intan, siapa tahu mujur bisa dapat intan tapi sayangnya tidak dapat :).
Pusat oleh - oleh Pasar Martapura
Di lokasi ini juga terdapat beberapa sentra industri rumah tangga yang mengolah intan mentah menjadi batu-batu permata yang siap digunakan. Jika tidak mau repot – repot ke desa pumpung buat “berburu” intan, di Pusat kota Martapura sendiri  terdapat pasar Martapura dimana kita dapat berburu batu permata intan dengan kualitas yang bagus dan harga yang bervariasi. Kita juga bisa mendapatkan oleh-oleh khas Banjar di pasar ini. Saya pun hanya membeli sedikit oleh – oleh makanan khas banjar, tanpa melirik sedikitpun ke penjaja intan di pasar ini. Maklum ga cocok di kantong :)
Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Banjarmasin
Masjid Raya Martapura
Banjarmasin, kota seribu sungai, memang sangat memukau!! Sayang sekali waktu saya untuk eksplore kota Banjarmasin sangatlah singkat. Teramat singkat malah. Jika saya diberi kesempatan lagi untuk ke Banjarmasin, mungkin saya akan eksplore lebih jauh lagi ke perkampungan dayak meratus di Loksado sekalian mencoba bamboo rafting yang sangat terkenal itu. Oneday.....

Kamis, 24 Juli 2014

EKSPLORE BATAM

Welcome to Batam
Pada tanggal 6 - 7 Oktober 2012, Jalan-jalan sendirian yang cukup singkat saya ke Pulau Batam, hanya 2 hari 1 malam saja namun sebetulnya efektifnya hanya sekitar 24 jam saja. Sangat singkat memang, tapi lumayan cukup banyak yang sempat saya kunjungi selama di pulau Batam. Pernah dalam kesempatan sebelumnya saya menginjakkan kaki di Pulau Batam, namun pada saat itu saya tidak sempat “mencicipi” Pulau Batam barang sejenak karena langsung melanjutkan perjalanan ke Pulau Bintan di seberangnya. Di kesempatan yang kedua ini saya mencoba untuk eksplore Pulau Batam lebih lama.

Menuju Jembatan Barelang
Pedagang Kaki Lima di Atas Jembatan Barelang
Berbekal informasi yang sudah saya kumpulkan sebelumnya dari internet dan dari berbagai sumber, begitu mendarat di Bandara Hang Nadim, Batam, saya langsung cabut ke Jembatan Barelang di ujung selatan pulau Batam yang jaraknya sekitar 1 jam perjalanan dari bandara, icon Pulau Batam yang sangat terkenal itu. Dinamakan jembatan barelang karena merupakan akronim dari Pulau – Pulau yang dihubungkan jembatan ini yakni Batam, Rempang, dan Galang. Jembatan yang sangat mewah, menghubungan antara Pulau Batam dengan Pulau Rempang di sebelahnya, namun kemewahan jembatan itu seakan sangat kontras dengan banyaknya penjual kaki lima yang “nangkring” di atas Jembatan membuat lalu lintas kendaraan di tengah jembatan menjadi sedikit tersendat. Sangat disayangkan sebetulnya. Icon kebanggaan kota Batam ini seakan menjadi tempat wisata dadakan bagi warga sekitar. Pemandangan laut lepas dari atas Jembatan Barelang memang menajubkan.

Coastarica Batam
Kota Batam merupakan kota yang cukup modern. Pemerintah kota Batam sadar betul dengan letak pulau Batam yang sangat strategis di samping pulau Singapore. Maka tidak heran banyak sekali mall dan pusat perbelanjaan di kota ini. pusat - pusat hiburan pun banyak di bangun di beberapa sudut kota salah satunya Coastarica dan Batam Miniature House di daerah Bengkong, Batam.Coastarica / costarica merupakan salah satu tempat arena bermain dengan panggung - panggung musik. cocok buat kongkow-kongkow. namun entah mengapa, saat saya kesana pada sore hari, masih cenderung sepi. Mungkin ramainya malam, entahlah. 



Dari Jembatan Barelang, saya terus melanjutkan perjalanan ke arah selatan melewati pulau rempang sampai ke ujung aspal tepatnya di Pulau Galang yakni ke Perkampungan Eks Pengungsi Vietnam (Kamp Vietnam). Jadi ternyata dulu terdapat ribuan orang Vietnam yang banyak terdampar di Pulau Galang ini ketika perang dunia ke-2 karena melarikan diri dari negaranya yang sedang dilanda perang. Ehm, tidak nampak seperti bekas tempat pengungsian lagi sih tempatnya. Hanya ada sebuah museum yang itu pun kecil sekali museumnya, monyet-monyet liar di sekitar bekas kamp pengungsian vietnam, dan 2 buah kapal yang dijadikan monument peringatan. Namun ada sebuah vihara yang cukup bagus disini menurut saya yakni Vihara Quan Am Tu dengan patung dewi kuan yinnya dan masih digunakan hingga saat ini. Masuk vihara ini pun gratis alias tidak dipungut biaya.
Vihara Quam Am Tu

Di sepanjang pulau Galang sampai dengan Pulau Rempang juga bertebaran pantai-pantai berpasir putih yang cantik terutama di sisi barat pulau ynag menghadap selat malaka. Salah satunya yang cukup luas di ujung paling selatan Pulau Galang Baru terdapat Pantai Melur yang putih bersih dan sepi yang berjarak kurang lebih 100 km dari pusat kota Batam. Cukup jauh memang, tapi sangat worth it! Tipikal pantai berpasir putih dan nyaris tidak berombak karena terletak di sisi selat Malaka. Dan entah mengapa, ketika saya kesana, pantai-pantai ini tampak lumayan sepi padahal waktu itu weekend. Apakah karena jaraknya yang memang jauh dari kota Batam ?  

Pantai Melur
Pantai Melur
Di kota Batam sendiri banyak tempat menarik yang layak dan sempat saya dikunjungi. Terdapat Vihara Budha terbesar di Asea Tenggara, Vihara Maestreya. Sangat besar dan luas memang, apalagi waktu itu sedang ada festival kuliner khusus buat vegetarian. Lumayan seru! Ada pula Kelenteng dengan Patung Dewi Kuan Yin tertinggi di Indonesia yang dibuktikan dengan tulisan penghargaan dari rekor Muri sebagai patung tertinggi di Indonesia yang terletak di daerah sekupang, Batam bagian barat.
Convention Hall
Vihara Maestreya
Menikmati Kota Batam di malam hari ternyata juga cukup menarik. Banyak tempat seru buat hang out. Banyak restoran – restoran seafood di pinggir pantai. Bisa juga menikmati view kota Batam yang ajib di malam hari dari Bukit Seraya, dan tidak ketinggalan pula untuk mencicipi kuliner khas batam, gonggong. Nice!!

Gonggong
Satu fakta yang menurut saya cukup menarik tentang Batam ialah bahwa ternyata batam merupakan tempat ketiga di Tanah air dengan kunjungan wisatawan mancanegara / wisatawan asing terbanyak setelah Bali dan Jakarta. Mungkin karena letaknya yang sangat dekat dengan Singapore. Bukan rahasia umum lagi kalau banyak orang – orang Singapore yang justru belanja di kota Batam, namun kebalikannya  orang Indonesia malah banyak belanja di Singapore. Sudah seharusnya Batam menjadi tujuan wisata yang patut diperhitungkan oleh wisatawan domestik. So lets visit batam ^_^

Senin, 21 Juli 2014

EXPLORE KOTA KINABALU, SABAH, MALAYSIA


Pada tanggal 19 - 21 Mei, saya berkesempatan untuk jalan-jalan ke Kota Kinabalu, Ibukota Negeri Bagian Sabah, Malaysia yang terletak di ujung utara Borneo atau Pulau Kalimantan ini cuma berjarak sekitar 4 jam perjalanan saja naik spead boat dari negara Brunei. Sebagai ibukota negara bagian, menurut saya kota ini lumayan kecil. Jalan kaki seharian saja saya rasa juga sudah selesai untuk mengelilingi kota ini..:). Namun meski kelihatannya kotanya kecil dan sepi, banyak tempat menarik yang bisa dilihat disini sehingga keputusan saya untuk menghabiskan 4 hari 3 malam di kota ini saya rasa sudah lebih dari cukup. Kebanyakan orang-orang yang memutuskan untuk jalan-jalan ke Kinabalu karena tertarik untuk mendaki Gunung Kinabalu. saya sendiri tidak ada keingingan secara khusus sebetulnya untuk mendaki Gunung Kinabalu seperti kebanyakan wisatawan yang lain.

Tanjung Rhu Beach
Pantai kota Kinabalu
 Kota Kinabalu menyajikan wisata laut atau pantai dan gunung sekaligus dalam satu tempat.  Untuk  keliling kota Kinabalu sendiri sebetulnya ada bus kota yang dibagi menjadi dua jenis, yaitu ada city bus yang melayani rute di dalam kota dengan biaya 0,5-1 Ringgit sahaja (cukup murmer lah!) dan minibus untuk tujuan ke luar kota Kinabalu. Ada juga bus-bus untuk tujuan jauh seperti ke Khucing di Sarawak atau bahkan ke kota Pontianak di Indonesia. Wah!! Saya pun sempat mencoba berkeliling kota ini dengan city bus ini.
Kampung Backpacker
Kota Kinabalu dari Atas
Spot-Spot menarik di dalam kota Kinabalu banyak. Yang mau ke pantai bisa  ke kawasan Pantai Tanjung Rhu meskipun kebanyakan sudah dikuasi resort-resort, atau ke Taman Nasional Tuanku Abdul Rahman, semacam kepulauan seribunya Kinabalu. Ada Pulau Sapi, Manukan, Mamutik, Sulug, dll yang jaraknya cuma selemparan batu saja dari bibir pantai kota Kinabalu dan kelihatan dari pantai. O iya, kalo masuk ke pulau-pulau itu, berhubung dikenakan tiket masuk, tips saya, mengaku aja orang Malaysia, bayar masuk pulau cuma 2 RM (Imagine that for non Malaysian, 10 RM per island :p). JIka kebetulan kalian menginap di hotel, biasanya dari hotel sering ada voucher diskon untuk ke pulau-pulau tersebut sehingga lebih murah.


Pijat Tuna Netra di Gaya Street Sunday Market
Ada banyak museum juga di kota Kinabalu seperti State Museum, Sabah Art Gallery, Heritage Village, Sabah Islamic Civilization Museum yang jaraknya berdekatan, juga bangunan-bangunan unik seperti Katredal, Masjid kota Kinabalu dimana masjidnya dibangun di atas air, persis di pinggir laut, juga Masjid Negeri, masjid terbesar di Kinabalu. Dan untuk masuk ke museum-museum tersebut, saran saya masih sama, mengakulah sebagai orang malaysia dan pakai bahasa melayu sedikit.hehe..), it cost only 2 RM to visit these museums. Compare for non Malaysian, 10 RM per museum. Bayangkan berapa yang bisa kita hemat!! hehe…..

Ehm, jika keliling kota Kinabalu, jangan lupa foto-foto di depan Patung ikan merlin, iconnya kota Kinabalu. Yach, walaupun sebetulnya patungnya cuma seuprit sih >_<! jangan lupa juga ke icon kota Kinabalu lainnya yakni ke Atkinson Clock Tower. Tadinya saya pikir ini jam mirip jam big ben di London atau minimal mirip jam gadang di Bukit Tinggi lah, tapi ternyata menara jam ini “mungil” banget. Tidak sampai 10 m sepertinya dan waktu itu sedang direnovasi lagi.  Dari Jam Atkinson ini juga bisa nanjak ke Signal Hill semacam puncak bukit untuk melihat kota Kinabalu dari atas, yang lumayan bikin ngos-ngosan juga nanjaknya namun Keren lah!

Herritage VIllage
Jika kita pas kebetulan hari minggu ke sini, dan kebetulan waktu saya kesana bertepatan dengan hari minggu, mampir ke Gaya Sunday Market yang hanya ada di hari minggu dari jam 7 pagi s.d. 12 siang saja. Bisa berburu souvenir khas kota Kinabalu mulai dari kaos sampai pernik-pernik, atau hanya sekedar mencoba pijat tuna netra yang hanya ada di gaya Sunday market ini. :). Ternyata di kota Kinabalu sediri, judi diijinkan untuk yang non muslim dan banyak sekali pusat judi di kota Ini. Rame banget pula..

Nah berhubung kota Kinabalu sendiri lumayan tidak terlalu besar, jika ada waktu lebih, cobalah ke luar kota sejenak seperti yang saya lakukan yakni ke Kinabalu Park yang berjarak 3 jam perjalanan dari kota Kinabalu. Sebetulnya tidka lengkap kalau ke Kinabalu tanpa nanjak ke gunung Kinabalu yang tersohor itu, apa daya kantong sedang tidak bersahabat..:p, mana untuk dapat ijin naik gunungnya harus ijin dari 1 tahun sebelumnya dan harus sudah booking penginapan di atas puncak lagi. Saya sendiri cukup keliling kinabalu parknya di kaki gunung kinabalu karena banyak tempat juga yang bisa dikunjungi seperti botanical garden, jembatan gantung atau ikutan trekking singkat bareng bule-bule.hehe…

Museum Sabah
Museum Sabah
Museum Islam Sabah
Betapa beruntungnya saya, selama di Kinabalu, saya bertemu dengan teman-teman dari couchsurfing Kinabalu dan beberapa teman dari Filiphina. Ya meskipun saya tidak terus-menerus bersama mereka karena tentunya masing-masing sudah punya agenda sendiri tentunya. Yap, inilah persahabatan internasional, dimanapun, kapanpun,  jadi jangan pernah takut jalan-jalan sendirian ke Luar Negeri atau kemanapun. Don’t let your worry bigger than your travel Dream or You will go nowhere. ^_^

Kinabalu Park
Meskipun cukup singkat saya menjelajahi kota Kinabalu, jika diberi kesempatan, saya ingin bisa kembali ke Kinabalu lagi, tapi untuk naik gunung Kinabalu seperti para traveller yang lain yang datang ke Kinabalu.Semoga...........