Senin, 25 April 2016

VIETNAM TRIP - DAY 2 & 3 - DALAT

Kota Dalat dari Ketinggian
Setelah sehari sebelumnya saya explore delta sungai mekong dalam rangkaian perjalanan saya mengelilingi Vietnam Selatan dan Vietnam Utara, saya melanjutkan perjalanan ke kota Dalat, sekitar 6 jam dari kota Ho Chi Minch dengan menggunakan sleeper bus dari kota Ho Chi Minh. Cerita saya sehari sebelumnya pada waktu susur delta mekong di Benh Tre dapat dilihat disini: eksplore-delta-sungai-mekong-vietnam.

Berangkat dari kota Ho Chi Minh jam 10 malam dan sampai di terminal kota Dalat pada pagi buta. Untungnya ada shuttle bus gratis dari terminal dalat ke hotel yang sudah saya pesan sebelumnya. Jam 4 pagi buta, kota Dalat tampak sangat sepi dan belum nampak ada kehidupan.

Dalat, kota yang terletak di daerah pegunungan ini sangat tenang dan damai. Banyak bangunan peninggalan Perancis di kota Dalat yang tampak dari bentuk arsitektur gereja, istana, stasiun,  dan bangunan herritage lainnya. Saya hanya menghabiskan waktu satu hari satu malam saja di kota Dalat. Ini karena waktu saya yang memang terbatas. Kota yang berhawa sejuk dan cenderung dingin di malam hari ini merupakan salah satu kota tujuan favorit buat warga lokal Vietnam yang mau wisata ke daerah pegunungan atau berbulan madu. Karena saya hanya sekedar sightseeing saja, maka cukup bagi saya untuk eksplore selama seharian full sementara malamnya saya coba eksplore ke night market  untuk hunting kuliner.

Streetfood at Night Market

Masuk ke Istana Dalat harus memakai pembungkus alas kaki seperti ini :)
Banyak bangunan menarik yang sempat saya singgahi selama saya berada di kota Dalat. Gereja katredal yang bergaya perancis, Istana Dalat, dan stasiun kereta api Dalat adalah satunya. Gereja katredal disitu lebih dikenal dengan sebutan gereja ayam / Cock Church  karena ada patung ayam di puncak gereja tersebut. Entah bagaimana asal muasalnya, mengapa ada patung ayam disitu.

Istana Dalat atau lebih dikenal dengan sebutan Bao Dai King’s Summer Palace tampak seperti bangunan peninggalan kolonial biasa ketika dilihat dari luar. Bangunan istana ini sebetulnya tidak terlalu besar namun banyak dikelilingi taman-taman bunga yang indah. Yang unik dari Istana Dalat ini adalah kita wajib memakai pembungkus alas kaki ketika kita memasuki istana ini. Baik memakai sepatu atau sandal atau tidak memakai alas kaki sekalipun, wajib memakai pembungkus alas kaki. Unik!

Stasiun Dalat juga salah satu bangunan herritage yang wajib untuk dikunjungi. Meskipun stasiun ini sudah tidak dioperasikan lagi secara komersial, stasiun dalat masih menyajikan sisa-sisa kejayaan masa lalu waktu stasiun ini masih aktif digunakan. Masih nampak kereta tua yang dulu pernah sempat beroperasi diparkir di halaman stasiun.

Depan Stasiun Dalat
Salah satu hal yang menjadi ciri khas kota Dalat adalah banyaknya taman bunga di kota ini yang bertebaran dimana-mana. Ya, kota Dalat memang mendapat predikat sebagai kota Bunga di Vietnam karena banyak sekali perkebunan bunga dan taman bunga di kota ini, bahkan bunga-bunga dari kota ini sampai diekspor hingga ke banyak negara. Kota Dalat memang sangat cantik dengan bunga-bunganya yang beraneka ragam dan berwarna-warni. Disini bunga bahkan sampai diekspor ke negara lain. Dimana-mana ada bunga. bahkan sampai makanan pun banyak yang merupakan olahan dari bunga. Wow! Ada satu tempat dimana kita bisa menikmati taman bunga dengan berbagai jenis yang bernama valley of love. Mungkin semacam kebun raya bogor kalau di Indonesia. Sangat Indah! Apalagi banyak pasangan memadu kasih disini. Eeeaaa :D

Valley of Love
Valley of Love

Valley of Love
Valley of Love
Dalat juga sangat terkenal sebagai penghasil kopi dan teh di Vietnam. Saya pun sempat icip-icip langsung teh dan kopi di kota Dalat sekaligus melihat langsung cara penyajiannya yang unik. Hawa yang sejuk dan terletak di daerah pegunungan membuat tanaman kopi dan teh dapat tumbuh subur disini. Di pasar atau nigh market pun banyak dijajakan teh dan kopi khas dalat. Bahkan ada juga miuman yang berasal dari serbuk bunga yang diseduh

Wisata alam lainnya yang sempat saya kunjungi selama di Dalat ialah air terjun Datanla. Air terjun ini sebetulnya biasa saja. Tidak terlalu besar juga. Namun yang membuat saya takjub dengan pemerintah Vietnam adalah bagaimana mereka bisa mengoptimalkan tempat wisata yang ada. Sebagai contohnya di Air Terjun Datanla ini, terdapat kereta luncur untuk menuju dan kembali dari air terjun sehingga bagi turis manula atau yang tidak kuat jalan kaki jauh bisa menggunakan kereta luncur ini dalam waktu singkat. Salut!

Datanla Waterfall
Hotel tempat saya menginap kebetulan terletak di tengah kota Dalat. Bisa jalan kaki ke Danau Tuyen Lam Lake dan ke Nigh Market. Udara Dalat yang sejuk di siang hari dan cenderung dingin di malam hari menjadikan kota ini memang sangat cocok buat rileks dan rehat sejenak. Memang hanya semalam saja saya menikmati kota Dalat karena keesokan harinya saya harus melanjutkan perjalanan ke kota Na Thrang. 

Cerita saya berikutnya pada waktu eksplore kota Nha Trang dapat dilihat disini : Nha Trang Trip

Rabu, 20 April 2016

VIETNAM TRIP - DAY 1 - EKSPLORE DELTA SUNGAI MEKONG

Mekong Delta
Terletak di Provinsi Benh Tre, Vietnam Selatan. Delta Sungai Mekong merupakan muara dari Sungai Mekong yang berhulu di dataran Tinggi Tibet melintasi 6 negara yakni China, Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja, dan berakhir di Vietnam. Sungai ini menjadi sangat menarik dikunjungi terutama di daerah delta sungai yang berbatasan dengan Laut China Selatan di daerah Benh Tre, sekitar 2 jam berkendara dari Ho Chi Minh City karena kearifan lokalnya dan beberapa aktivitas warga di sepanjang pinggiran sungai mekong. Saya menyempatkan diri untuk menyusuri delta sungai mekong di sela-sela kunjungan saya selama beberapa hari ke kota Ho Chi Minh, Vietnam.

Sebetulnya saya pernah mengunjungi Ho Chi Minh City dan ini kali kedua saya mengunjungi Ho Chi Minh City, tapi di kesempatan pertama, saya hanya punya waktu sebentar untuk eksplore. Cerita saya sebelumnya pada waktu pertama kali menginjakkan kaki di Ho Chi Minh City dapat dilihat disini: eksplore-ho-chi-minh-vietnam.

Suasana Mekong Delta
Ada banyak pilihan untuk eksplore Delta Mekong mulai dari eksplore selama 4 hari 3 malam dengan mengunjungi beberapa pulau di sekitarnya atau hanya cukup one day trip saja seperti yang saya lakukan. Saya memilih explore mekong delta selama one day trip saja karena selain waktu saya yang terbatas, saya hanya penasaran saja untuk mengetahui mekong delta. Saya sendiri booking tour ke Mekong Delta di hotel tempat saya menginap selama di Ho Chi Minh City dengan harga yang cukup murah.

Banyak hal menarik yang bisa dilihat dan dilakukan disini seperti salah satunya mengunjungi sentra pembuatan madu. Disini kita disuguhkan madu dan melihat cara pembuatannya. Saya sendiri tidak begitu tertarik untuk membelinya karena di Indonesia juga banyak. hehe!

Sentra Pembuatan Madu
Royal Jelly and Honey as Welcome Drink ^_^
Selesai melihat proses pembuatan madu, kami digiring untuk mengunjungi pusat pembuatan gula/ permen kelapa/ coconut candy. Disini, guide kami menjelaskan proses pembuatan gula madu mulai dari masih berbentuk kelapa sampai sudah menjadi permen yang dikemas dengan tampilan yang menarik.


Melihat Proses Pembuatan Gula Kelapa
Selesai mengunjungi sentra pembuatan gula kelapa, kami pun digiring untuk melakukan santap siang ditemani dengan pertunjukkan musik dan lagu daerah setempat sembari ngerujak. Ngerujak?? ya benar, rujak atau ngemil buah-buahan yang di Indonesia  ini merupakan hal yang biasa saja, namun bagi turis-turis western atau bule-bule yang berkunjung kesini merupakan hal yang sangat menarik.

Aktivitas paling menarik tentunya menyusuri delta sungai mekong dengan menggunakan perahu kecil dan melihat langsung aktivitas warga yang sering memanfaatkan sungai untuk aktivitas sehari-sehari. Yach, walaupun sangat singkat, tapi aktivitas inilah yang saya tunggu-tunggu. Sembari kembali ke pelabuhan Benh Tre sebelum kembali lagi ke kota Ho Chi Minh, saya diberi kesempatan untuk memakai perahu bersama warga lokal menyusuri sungai-sungai kecil disekitaran Delta Mekong.
Selfie at Mekong Delta
Kesibukan di Pelabuhan Benh Tre
Sangat jarang wisatawan asia yang memilih eksplore delta mekong ketika mengunjungi Ho Chi Minh karena memang aktivitas yang ditawarkan memang tidak terlalu beda jauh dengan yang sering dialami di negeri tropis. Dari sekitar 30 orang yang satu rombongan dengan saya, saya hanya menjumpai 2 orang turis Asia selain saya yakni dari China, sementara saya satu-satunya yang berasal dari negeri tropis yang ikut tour ini. Kebanyakan bule yang ikut tour ini. Yach, meskipun sangat singkat, hanya seharian saja saya ikut tour ini, namun cukup mengobati rasa penasaran saya. ^_^

Trip susur Mekong Delta ini merupakan trip pembukaan selama saya menjelajahi Vietnam Selatan sampai dengan Vietnam Tengah selama kurang 2 minggu. Setelah puas ubek-ubek Ho Chi Minh dan sekitarnya, saya pun melanjutkan ke kota Dalat dalam rangkaian perjalanan saya ke Vietnam Selatan dan Vietnam Tengah.

Cerita saya selanjutnya pada waktu eksplore kota Dalat dapat dilihat disini : Dalat Trip

Minggu, 17 April 2016

EXPLORE BRUNEI DARUSSALAM

Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin, Bandar Seri Begawan
Tidak banyak orang yang menjadikan Brunei Darussalam, atau biasa disebut Brunei, sebagai tujuan wisata. Saya seolah seperti melawan arus dengan memasukkan Brunei dalam salah satu list daftar negara yang harus saya kunjungi juga sekaligus sebagai negara ke-9 di ASEAN yang sudah saya kunjungi diantara 10 negara ASEAN lainnya.Saya mengunjungi Brunei dengan menggunakan maskapai low cost carrier dengan terlebih dahulu transit di Kuala Lumpur selama 3 hari tanggal 15-17 Oktober tahun 2015 yang lalu. Maklum penerbangan langsung dari Jakarta ke Brunei cukup mahal. hehe.. :)

Bandar Seri Begawan, sebagai ibukota negara Brunei, yang saya kunjungi sangat sepi dan jauh dari hingar bingar kota metropolitan. Dengan jumlah penduduk negara Brunei tidak lebih dari 450 ribu orang dimana dari jumlah tersebut hanya sekitar 60 ribu penduduk yang berada dan bermukim di ibukota Bandar Seri Begawan sehingga bisa dibayangkan betapa sepinya kota Bandar Seri Begawan, Ibukota negara Brunei. Bus kota jumlahnya sedikit sekali pun itu sangat jarang dan rata-rata hanya lewat 1 jam sekali. Taxi pun tidak banyak berseliweran di jalan-jalan karena jumlah taxi sangat terbatas. Terlebih-lebih kita juga tidak bisa menyetop taxi secara sembarangan yang mungkin kebetulan lewat di jalan karena taxi harus by order. Sangat jarang penduduk lokal yang naik bus atau bahkan tidak ada sama sekali karena hampir semua penduduk memiliki mobil pribadi sendiri sehingga bus kota yang sangat jarang ditemui itu pun praktis hanya digunakan segelintir pekerja asing yang kebetulan sedang mencari penghidupan di Brunei yang kaya raya karena hasil minyaknya ini. Maklum harga bensin disini sangat murah hanya 0,5 BND atau sekitar Rp 5000 per liter sehingga hampir setiap rumah tangga punya mobil pribadi. Hotel pun jumlahnya bisa dihitung dengan jari menjadikan akomodasi di negeri ini menjadi sangat mahal dan dengan pilihan yang sangat terbatas.

Jalanan di kota Bandar Seri Begawan yang sepi dan tidak terlalu ramai
Pusat Bandaraya
Dengan segala kondisi tersebut di atas, sepertinya nyaris mustahil untuk bisa jalan-jalan dengan hemat dan dengan gaya backpacking di Brunei. Namun tentunya banyak cara untuk bisa jalan-jalan dan menikmati Brunei. Untungnya hampir semua objek wisata yang ada di kota Bandar Seri Begawan terletak berdekatan. Sebut saja Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin, Museum Royal Regalia, dan Kampung Air yang letaknya saling berdekatan dan di tengah kota Bandar Seri Begawan. Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin sendiri saya sebut sebagai masjid tercantik di Brunei Darussalam diantara banyak masjid-masjid megah yang ada di Negara Brunei. Betapa tidak, Masjid yang terletak di pinggir Sungai ini berkubahkan emas dan foto-fotonya sudah sangat sering menghiasi brosur-brosur wisata Brunei.
 Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin
Di Dalam Museum Royal Regalia
Kereta Kencana Milik Sultan di Museum Royal Regalia
Dari Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin, saya mengunjungi Museum Royal Regalia yang hanya beberapa langkah saja dari Masjid. Museum yang berisikan benda-benda peninggalan sultan dan menceritakan mengenai sejarah Brunei ini cukup megah. Banyak hal yang bisa dipelajari dari Museum ini. Selesai explore museum, saya melanjutkan perjalanan ke Kampung Air yang terletak di seberang Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin. Saya memutuskan untuk menyewa boat selama 1 jam untuk keliling kampung air. Dari kampung Air, saya bisa melihat Istana Nurul Iman dari belakang atau dari arah sungai. Cantik Sekali! Sayang Istana Nurul Iman hanya dibuka untuk umum saat hari raya Islam (Idul FItri dan Idul Adha) serta pada saat hari ulang tahun sultan.

Sepanjang perjalanan, nahkoda boat sekaligus sebagai guide saya bercerita banyak hal mengenai sejarah kampung air. Kampung air sudah dibangun sejak ratusan tahun yang lalu dan bermukim warga asli Brunei. Penduduk di Kampung Air kebanyakan menggunakan perahu sebagai aktivitas sehari-hari. di Kampung air sendiri ada museum kampung air yang menceritakan sejarah kampung air ini dan lumayan worth it  untuk didatangi.


Naik Boat Keliling Kampung Air
Suasana Kampung Air
 Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin dari Kampung Air
Saya pun menyempatkan diri untuk mengunjungi Masjid Ars Hassanil Bolkiah, Masjid terbesar di Brunei yang terletak agak keluar kota Bandar Seri Begawan. Masjid yang sangat megah ini terlihat sangat sepi pada waktu saya datang untuk sekaligus menunaikan salat asar. Banyak sekali sebetulnya masjid-masjid cantik di negara muslim yang menerapkan hukum syariat islam ini. Saya pun sempat mengunjungi beberapa masjid utamanya selain Masjid Ars Hassanil Bolkiah dan Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin. Masjid Universitas Brunei dan Masjid kampung air juga cukup bagus untuk dikunjungi. 


Masjid Ars Hassanil Bolkiah
Masjid Universitas Brunei
Wisata kuliner juga bisa dilakukan di Brunei. Saya pun berkesempatan mencicipi beberapa masakan khas brunei. Kulineran di Pusat Kuliner dan jajanan Pasar Gadong salah satunya. Di pasar gadong ini banyak sekali dijajakan makanan-makanan unik dengan harga yang sangat terjangkau. Untuk nasi sama lauk dan sayur rata-rata hanya $1-1.5. Rasanya saya ingin mencicipi semuanya. hehe :)



Mencoba makan Ambuyat, makanan khas Brunei
Suasana Pasar Gadong
Suasana Pasar Gadong
Untuk wisata alam, saya menyempatakan diri untuk eksplore pantai di kawasan Jerudong sekitar 1-2 jam dari kota Bandar Seri Begawan. Jujur, pantai di Brunei sebetulnya tidak ada apa-apanya dan terkesan biasa saja namun pantai-pantai disini sepi sekali. Seeprtinya orang-orang Brunei jika berwisata ke Pantai lebih memilih ke pulau Labuhan atau Kinabalu di Malaysia yang letaknya tidak terlalu jauh dari negara Brunei. Sebetulnya ada aktivitas wisata alam yang lain yang bisa dilakukan di Brunei yaitu jelajah hutan di Temburong namun saya pikir hutan di Brunei sama dengan Hutan di Borneo dengan aktivitas melihat orangutan yang pernah saya lakukan di Kalimantan sehingga saya tidak memilih untuk melakukan aktivitas susur hutan di daerah Temburong ini di samping juga waktu saya untuk eksplore Brunei cukup terbatas. 

Pantai di Jerudong
Pemandangan kota Bandar Seri Begawan dari atas pesawat
Brunei memang kecil dan sepi namun bukan berarti tidak ada tempat menarik yang bisa dikunjungi. Bruneisangat cocok dijadikan tempat wisata untuk sekedar menyepi diri dan relax dari hirup pikuk kota metropolitan seperti Jakarta karena suana kota Bandar Seri Begawan yang tenang dan sepi namun tetap banyak hal-hal menarik yang dapat dilakukan. Perjalanan saya selama 3 hari di Brunei memang terasa sangat singkat ^_^