Jumat, 20 Desember 2013

BANGKOK, THAILAND, "CITY OF ANGEL"

Chao Praya 
Pada tangal  22-25 Maret 2012, saya berkesempatan untuk menjelajahi kota Bangkok. Ya, Bangkok, City of Angel, perpaduan yang sempurna antara warisan kota budaya yang selalu menjaga tradisi dengan kota modern memang sangat eksotik. Menyusuri sungai Chao Phraya yang membelah tengah kota Bangkok sambil melihat banyak kuil/wat di kanan kiri sungai memberikan pengalaman yang luar biasa. Ehm, jika kalian ingin menikmati kota bangkok dengan cara menyusuri sungai Chao Phraya, ada dua kapal yang digunakan. Kapal angkutan umum yang biasa digunakan warga lokal untuk beraktivitas sehari-hari dan kapal wisata dengan guide dalam bahasa inggris. Kapal wisata tentunya lebih mahal daripada kapal lokal, jadi terserah kalian memilih yang mana. Tapi berbaur dengan warga lokal dengan menggunakan kapal biasa juga sangat seru kok! :D

NIght Market Khaosan Road
Pad Thai
Lumpini Park

Chao Praya
Di sepanjang aliran Sungai Chao Phraya, banyak tempat wisata yang memang sudah sangat populer jika kita jalan-jalan ke kota Bangkok. Kita bisa mampir ke Grand Palace, istana raja Thailand, yang sangat luas dengan bangunan-bangunannya yang sangat indah. Masuknya memang lumayan mahal, 500bath (sekitar Rp 150 ribu) untuk turis asing, and geuss what? For local it’s free! Yap, masuk grand palace  gratis untuk warga lokal. Saya sendiri kebetulan gratis masuknya karena bersama warga lokal.hehe! Meski agak mahal, tapi worth it kok!

Di Samping Grand Palace, terdapat Wat Po dengan patung budha tidurnya yang besar. Ehm, jangan harap dapat momen yang pas buat foto patung budhanya apalagi jika datang kesini pas hari libur, bakal rame banget.:). Di Seberang Wat Po juga terdapat Wat Arun “Temple of Dawn” dengan puncak kerucut yang khas. Keren Banget. Di luar Grand Palace terdapat juga Taman yang lumayan luas dengan banyak burung merpati.

Meski sebagai kota metropolitan yang sangat padat,  terdapat banyak taman kota yang indah juga di tengah kota Bangkok yang padat. Taman Lumphini salah satunya dengan danaunya yang sangat luas yang terletak di tengah taman. Taman Lumphini ini biasa dipakai warga sekitar buat jogging dan bahkan setiap sore ada senam massal yang bisa diikutin oleh siapapun, ataupun hanya sekedar “leyeh-leyeh” saja sambil mengamati orang lalu lalang. Hehe! Ada juga Catchucak Park, lebih mirip hutan kota, sepi dan biasanya orang-orang yang kesini bersama anggota keluarganya sambil menggelar tikar atau sekedar bersepeda santai mengelilingi hutan kota ini. Dan saya jalan kaki buat muterin Catchucak Park gempor juga. Luas juga ternyata!

Ubek-ubek Kawasan Backpacker di Khaosan Road yang sangat ramai dengan musik ajeb-ajebnya. Yap, Khaosan Road memang terkenal dengan kawasan turis. Bisa mencoba Phad Thai yang murah meriah sebesar 30 bath saja (Rp 9000). Yang ingin merasakan Thai Massage juga banyak pilihannya disini. Pokoknya semuanya “tumplek blek” di area Khaosan Road ini yang merupakan area yang sangat terkenal buat turis yang datang ke Bangkok. Di Khaosan Road ini juga banyaks sekali dijual makanan-makanan “ajaib” yang sangat horor jika saya ungkapkan disini (Yang terkahir agak lebay ding :p). O iya, bagi yang muslim di dekat khaosan road ini juga terdapat masjid yang cukup besar, jadi tidak sulit jika mau salat.
Palace
Grand Palace
Wat Arun
Kota Bangkok juga terkenal dengan wisata pasar terapungnya meski letaknya agak keluar kota Bangkok. Pasar Apung DamnoenSaduak salah satunya yang cukup terkenal. Kita bisa menyewa perahu buat keliling kawasan pasar terapung ini. Seru!!  Jalan-Jalan keliling Bangkok juga sangat mudah karena sudah ada kereta MRT dan BTS. Sebetulnya menurut saya untuk ukuran kereta komuter dalam kota, agak mahal sih MRT dan BTS ini. Saya pun iseng nyobain naik bus lokal sekelas “metromini” di Jakarta yang sangat padat dan ternyata gak ada turis sama sekali. Beruntung wajah Indonesia saya mirip orang Thailand, jadi sering sekali saya disangka orang Thailand dan tidak pernah ditanya macam-macam. haha….:). Dan Beruntungnya pula, karena sering disangka orang Thailand, jadi bisa keluar masuk banyak kuil/wat secara gratis.

Floating Market
Bangkok memang sangat indah untuk tujuan jalan-jalan. Menuju kota Bangkok dari Bandara Internasional Suvarna Bhumi pun sangat mudah karena sudah ada MRT yang menghubungkan kota Bangkok dengan Bandara. Tidak heran jika kota Bangkok atau Thailand secara umum, memang sudah menjadi tujuan wisata favorit bagi turis manca negara. Murah dan warganya memang sudah sangat “welcome” dengan para turis asing. Saya pernah tersesat sendirian di salah satu sudut kota Bangkok dan saya bertanya mengenai arah kepada warga lokal tapi kebetulan waktu itu di sekitar saya tidak ada yang bisa bahasa Inggris, saya malah dituntun dan diantarkan ke polisi terdekat untuk membantu saya. Wah,Wah! Dan sebagai perbandingan, Thailand kebanjiran lebih dari 15 juta turis manca negara setiap tahun, sementera Indonesia yang luasnya hampir empat kali lipat dari Thailand hanya kecipratan separohnya. Perjalanan saya yang sangat singkat ke kota Bangkok memang tidak bisa menjelajahi semua tempat eksotik di Bangkok karena saking banyaknya. Bangkok, I’ll be back…^_^

Selasa, 17 Desember 2013

EXPLORE PHUKET, THAILAND

Maya Bay
Pada tanggal 21-23 Maret 2012, saya berkesempatan untuk menikmati indahnya pulau Phuket. Phuket, tak ubahnya mirip Pulau Dewata, Bali jika di Indonesia. Pantai, Pantai dan Pantai. Jika kita memutuskan untuk jalan-jalan ke Phuket, pilihan utama wisatanya ya memang ke Pantai dan aktivitas lain yang tidak jauh dari hal-hal yang berbau wisata pantai seperti snorkeling, canoing, diving, island hoping, dan sejenisnya. Hingar bingar kehidupan malam phuket dengan segala gemerlapnya pun menjadi salah satu tujuan wisata yang utama pula jika ke Phuket.Menuju Phuket dari Jakarta pun terbilang sangat mudah karena sudah ada penerbangan langsung dari Jakarta menuju Phuket.

Pantai Patong
Senja di Patong
Ada banyak pantai yang sangat terkenal di Phuket. Menyusuri kawasan Pantai Patong, Pantai paling happening di Phuket sekalian mencoba Thai Massage. Pantai Patong bisa dibilang merupakan pantai paling ramai di phuket. Jadi jangan harap kalian akan menemukan pantai berpasir putih yang sangat sepi dan bersih disini karena kawasan pantai patong lebih terkenal dengan night lifenya. Menyusuri kawasan Bangla Road di kawasan patong yang rame banget dengan music ajeb-ajebnya. Atau bisa juga menyusuri kawasan night market di sepanjang pinggiran pantai.

Ini beberapa foto kawasan patong dengan bangla roadnya :

Night Market

Bangla Road
Simon Cabaret
Jika kita menyusuri jalan ke arah selatan dari pantai patong, kita akan menemukan banyak pantai lain yang cantik dan lebih sepi. Cukup sewa motor dan kita akan lebih bebas menyusuri pantai-pantai di sepanjang pesisir barat phuket seperti Pantai Kata dan Pantai Karon yang cenderung lebih sepi dari hiruk pikuk wisatawan. Meneruskan perjalanan kembali ke arah selatan, maka kita akan sampai di ujung phuket yang dinamakan Promthep Cape. Dari Promthep Cape ini kita bisa naik ke atas bukit sehingga lebih bisa menikmati landscape phuket lebih luas.






Ke Phuket tentu tidak lengkap jika kita tidak mencoba mengikuti Tour ke Phi-Phi Island seharian. Phi-Phi memang keren sih dan lautnya yang bening dan bersih sangat menggoda tapi sayang kok rame banget ya. Orang-orang pada tumplek blek semua disana. Walah! . Mungkin karena sudah terlanjur terkenal karena masuk film Beach-nya De Caprio ya? Haha…:). Sebetulnya paket island hoping semacam ini di phuket ada beberapa. Yang paling terkenal memang Paket one day tour island hoping ke phi-phi island seharian. Namun juga ada paket island hoping lain yang tidak kalah menarik seperti paket james bond island, paket Phang Nga Island Hoping Tour, dan lainnya yang masing-masing tentunya punya kekhasan dan keunikan masing-masing. Karena keterbatasan waktu saya di phuket yang hanya tiga hari dengan dua hari efektif, maka saya hanya memilih tour ke Phi-Phi Island. Sangat menarik. Dan saya bahkan bertemu dengan beberapa orang Indonesia yang sedang berbulan madu ke Phuket.



Promthep Cape

Promthep Cape
Menghabiskan malam hari di phuket pun tidak kalah menarik, karena phuket, terutama khawasan patong justru lebih gemerlap jika sudah malam. Setidaknya ada tiga pertunjukkan kelas dunia yang patut ditonton dan sayang dilewatkan jika kita menghabiskan beberapa malam di phuket seperti pertunjukan simon kabaret, phuket fantasea dan thai boxing. Harga mungkin memang agak sedikit mahal, tapi kapan lagi kita nonton kalau gak pas ke phuket. Sayang banget jika tidak nonton. Berhubung saya hanya menghabiskan dua malam di phuket tidak mungkin saya nonton semuanya, iseng juga saya mencoba menonton pertunjukkan Simon Kabaret. Keren dan sangat worth it. Sebetulnya saya ingin lanjut lihat Thai Boxing, tapi apa daya, waktu yang tidak terlalu lama di Phuket. Saya pasti akan kembali ke phuket. Pasti, karena masih banyak yang belum saya saya lakukan dan banyak tempat yang belum saya temui karena saking banyaknya. 

Senin, 09 Desember 2013

AYUTTHAYA, THAILAND "WORLD HERITAGE CITY"

Sisa-Sisa Reruntuhan Kerajaan Thailand di Ayutthaya
Tidak salah jika kota Ayuthaya, Thailand dimasukkan sebagai World Heritage City oleh UNESCO karena banyaknya wat atau temple dari sisa-sisa peradaban masa lampau. Ayuthaya, merupakan ibukota Thailand kuno pada masa lampau. Ayutthaya sendiri sebelumnya adalah ibukota Thailand yang telah berdiri selama 417 tahun, kemudian tempat ini hancur akibat perang antara Thailand dan Burma. Walaupun hancur, namun sisa-sisa kemegahan kerajaan Thailand yang terdapat di Ayutthaya masih terlihat sangat jelas. Meski sempat diterpa musibah banjir besar beberapa waktu silam, namun sisa-sisa kemegahan dan kejayaan masa lalu tetap kokoh dan ada hingga kini.

Kunjungan saya ke Ayutthaya saya lakukan di sela-sela kunjungan saya ke Bangkok tepatnya apda tanggal 24 Maret 2012) yang lalu. Jaraknya memang hanya sejengkal saja dari ibukota Thailand sekarang, kota Bangkok, sekitar 3 jam perjalanan darat dari Bangkok, namun rasanya tidak lengkap jika jalan-jalan ke Bangkok namun tidak mampir ke Kota Ayuthaya yang kaya akan wat/temple. Memang sih banyak yang tinggal puing-puingnya saja tapi juga masih banyak wat yang masih utuh dan sangat cantik kok.


Ayutthaya bisa di akses mengunakan dengan menggunakan kereta api dari Bangkok. Namun bagi yang tidak ingin ribet, banyak sekali paket wisata one day tour ke Ayuthaya dari kawasan backpacker di Khaosan Road, Bangkok.  Untuk naik kereta api ini dari Stasiun Huam Lampong Bangkok seharga 200 bath (Sekitar Rp 6000 rupiah). Murah banget! Namun mungkin sekarang sudah berbeda harganya. Hehe!





Ayutthaya merupakan ikon wisata budaya dan sejarah di Thailand, jadi jika kita memutuskan untuk jalan-jalan ke Ayutthaya, memang benar-benar untuk wisata sejarah. Jika kita tidak suka dengan wisata sejarah, maka mungkin kita akan bosen karena dimana-mana adanya ya reruntuhan sisa-sisa wat dari peradaban masa lampau. Ayutthaya sendiri merupakan kompleks yang sangat luas dengan banyak kuil dan candi didalamnya. Kita dapat menggunakan fasilitas rental sepeda atau tuk-tuk (sejenis bemo di Thailand) untuk berkeliling tempat tersebut.






Jalan-Jalan ke kota Ayuthaya sendiri bisa dilakukan setengah hari saja kok! Artinya berangkat dari Bangkok pagi hari, kemudian sore hari sudah berada di Bangkok lagi. Namun jika kalian memutuskan menginap di ayuthaya tidak ada salahnya, saya sendiri belum pernah menginap di Ayuthaya. So, jika kalian ada kesempatan pergi ke Bangkok, luangkan waktu sejenak untuk kembali ke peradaban silam di Ayuthaya. ^_^

Sabtu, 31 Agustus 2013

EXPLORE PUTRAJAYA, MALAYSIA

Putrajaya  dari Atas
Putrajaya, Kota Satelit di selatan Kuala Lumpur, Malaysia, yang sekarang telah menjadi ibukota pemerintahan Malaysia, terletak tidak jauh dari Kuala Lumpur, hanya sekitar 1,5 jam perjalanan saja dengan menggunakan kereta atau bus. Cukup dekat memang. Kota modern Putrajaya memang dihiasi dengan bangunan-bangunan yang cantik dan megah dimana banyak bangunan yang dibuat simetris di sepanjang sisi kanan kiri jalan. kota Putrajaya juga dihiasi dengan lima buah jembatan cantik yang menghubungkan dua sisi kota tersebut yang menambah keindahan kota.

Perjalanan saya ke kota Putrajaya sendiri saya lakukan di sela-sela kunjungan saya ke kota Kuala Lumpur tepatnya pada tanggal  18 Maret 2012 yang lalu. Postingan saya waktu berada di Kuala Lumpur bisa dibaca di http://www.aufasidix.blogspot.com/2013/08/solo-trip-to-kuala-lumpur-malaysia-17.html

sisi lain Putrajaya
Sebagai ibukota pemerintahan, bangunan-bangunan yang mendominasi disini pun sebagian besar adalah bangunan pemerintahan / kementerian semua. Spot paling oke untuk melihat keseluruhan bangunan di putrajaya lengkap dengan landscape danau dan sungainya di Putrajaya International Convention Center di atas sebuah bukit sehingga bisa melihat pemandangan seluruh kota Putrajaya dari atas termasuk sungai yang membelah dua sisi kota dengan lima buah jembatan cantik yang menghubungkannya. Keren banget! Posisinya yang sebagai ibukota pemerintahan dan bukan sebagai kota bisnis ataupun kota wisata, memang menjadikan kota Putrajaya cendedrung sepi dan tidak banyak orang lalu lalang. Para pegawai pemerintahan pun ternyata disiapkan semacam mess yang letaknya agak di luar kota, sehingga di pusat kota Putrajaya sendiri praktis memang hanya ada gedung / kantor pemerintah beserta fasilitasnya.

Dari Atas Jembatan Putrajaya
Jembatan Putrajaya
Speedboat Wisata Putrajaya
Ehm, sebetulnya saya sempat bertanya-tanya, mengapa sering ada speedboat yang hilir mudik melintasi sungai di bawah jembatan apakah bisa dinaiki atau adakah tranportasi umum dengan menggunakan sungai karena sepertinya lebih menarik jika menjelajahi kota Putrajaya melalui sungai sambil melihat gedung cantik di kiri kanan. Namun ternyata speedboat itu memang dicarter rombongan wisatawan yang ingin menjelajah kota Putrajaya dengan cara yang berbeda. Ah, turis kere kayak saya pun langsung mengurungkan niat untuk naik speedboat tersebut. It’s Oke. Hehe! Di Putrajaya ini jugalah letak kantor perdana menteri Malaysia yang terlihat paling megah dibanding bangunan-bangunan lainnya.

Beruntung banget waktu saya kesana sedang ada festival balon udara yang diadakan tiap tahun. Ramai Banget! Seru..^_^. Mencoba ikut nimbrung bersama warga lokal memperebutkan “mainan” parasut yang disebar lewat udara dari balon udara.:). Mencoba mencicipi aneka masakan Malaysia yang di hidangkan di stan makanan yang banyak dijajakan di ferstival balon udara ini. Ehm, sempat terbesit keinginan untuk mencoba ikut-ikutan naik balon udara ke atas, tapi kok kayaknya lebih seru lihat orang-orang naik balon udara dari bawah saja. Hehe!

Depan Kantor Perdana Menteri
Pusat kota Putrajaya
Putrajaya memang cukup kecil kotanya dan bahkan cenderung sepi. Waktu saya kesana saja agak lumayan ramai karena kebetulan sedang ada festival balon udara yang itu pun hanya di salah satu sudut kota saja. Ehm, mungkin karena weekend, karena ternyata setelah saya bertanya kepada teman saya, yang asli orang Malaysia, yang menemani saya jalan-jalan ke Putrajaya, jika weekend maka praktis kegiatan di Putrajaya pun terhenti karena sebagai ibukota pemerintahan ya mayoritas hanya diisi oleh pegawai pemerintah (atau mereka menyebutnya sebagai pegawai diraja Malaysia) yang bekerja pada waktu weekday dan libur jika weekday. Jadi jika ingin melihat sisi lain kota Putrajaya yang ramai dengan segala aktivitas perkantorannya coba saja kesini waktu weekday. Namun cukup asyik lah jalan-jalan ke kota Putrajaya. Hayuk! Bagi kalian yang ada rencana ke Kuala Lumpur, jangan cuma singgah di KualaLumpur, tapi mampirlah ke Putrajaya yang hanya sekitar 1,5 jam perjalanan saja kok dari Kuala Lumpur. Oke..^_^

Senin, 26 Agustus 2013

SOLO TRIP TO KUALA LUMPUR, MALAYSIA

Menara Petronas
Berbekal tiket promo super murah dari AirAsia yang telah dibeli sejak 1 tahun sebelumnya sebesar Rp. 145 ribu (nett) Jakarta-Kualalumpur PP (Murah gila ya? :p), jalan-jalanlah saya di Kualalumpur tepatnya pada tanggal (7-19 Maret 2012 yang lalu. Ini memang bukan yang pertama kali saya jalan-jalan ke negeri jiran, Malaysia, karena sebelumnya saya sempat ke Penang dan Langkawi, namun ini memang yang pertama kali saya ke kota Kuala Lumpur, kota paling metropolis di Malaysia. Sebetulnya banyak sekali maskapai yang melayani penerbangan ke Kuala Lumpur dari Jakarta, apalagi Air Asia melayani penerbangan direct ke Kuala Lumpur dari berbagai kota di Indonesia. Walhasil, jangan heran jika di Kuala Lumpur, kita bakal banyak menemui orang Indonesia seperti halnya di Singapura.  Dan Jalan-jalan ke Kuala Lumpur itu sangat mudah dan nyaman. Tidak usah khawatir. 

Begitu Sampai di Kualalumpur, hal yang pertama kali saya kagumi adalah sistem tranportasinya yang sudah sangat modern. Kenapa saya bilang sangat modern? Mulai dari Kereta Monorel, MRT, LRT, Kereta Komuter, sampai Bus Rapid, samua terintegrasi dengan baik. Bahkan saya yang baru pertama kali ke Kualalumpur pun seolah dimanjakan dengan itu semua. Cukup berbekal peta rute MRT dan Monorel di tangan, tidak mungkin kesasar saya jalan-jalan sendirian di Kuala Lumpur. Untuk membeli tiket monorel pun cukup membeli melalui mesin otomatis, dan tidak perlu mengantri lama di loket. Para Pejalan Kaki pun dimanjakan dengan dibuatnya jalan trotoar yang lebar dan bebas dari pedagang kaki lima. Tidak heran, banyak bule dan turis yang datang ke Malaysia.
DI Dalam LRT
LRT
Beli Tiket Monorel
Well, kota Kuala Lumpur ternyata lebih kecil dari yang saya perkirakan. Jalan-jalan dua hari satu malam juga sudah cukup banget sepertinya. Jakarta 5 kali lebih besar ternyata..:). Dan tidak terlalu ramai juga ternyata. Dengan naik kereta komuter/MRT/Monorel/LRT, bisa mengelilingi semua tempat menarik di Kuala Lumpur dengan harga yang terjangkau, paling murah MYR 1 untuk rute terdekat.


Batu Caves

Nasi Kerabu
Urusan mengelilingi pusat kota Kuala Lumpur pun sangat mudah dan saya pun seperti latah seperti turis-turis lain untuk foto-foto wajib di depan menara petronas (Twin Tower) yang sudah menjadi menu wajib jika kita berkunjung ke Kuala Lumpur. Hehe! Gedung pencakar langit yang menjadi icon Kuala Lumpur dan sempat masuk menjadi salah satu gedung tertinggi di dunia ini sangat mudah dijangkau dengan berbagai moda tranportasi seperti monorel yang stasiunnya tepat berada di bawah tanah gedung ini. Ehm, sebetulnya saya tertarik naik juga ke atas sih, tapi untuk emncapai hanging bridgenya saja antrinya luar biasa bisa berjam-jam apalagi ke lantai paling atas, plus musti bayar juga, jadi saya urungkan niat tersebut. Cukup foto-foto di depannya saja cukup. Dan untuk kesekian kalinya, lagi-lagi saya bertemu dengan banyak turis Indonesia di depan menara kembar ini. Hehe..


KL Tower
Seperti halnya beberapa kota besar di Dunia, Kuala Lumpur pun memiliki China Townnya sendiri di  daerah Petaling Street. Kawasan pecinan yang ramai sekali jika malam hari ini menjajakan berbagai makanan sampai souvenir murah meriah khas Malaysia. Tidak jauh dari Petaling Street bisa dengan jalan kaki ke Pasar Seni dan Masjid Jamek. Pasar seni merupakan sebuah tempat gallery seni yang menjual berbagai souvenir dan kerajinan asal Malaysia. Ehm, tapi tetap kalau mau cari souvenir murah mending ke petaling street saja, bisa ngotot-ngototan tawar menawar harga sama pedagang. Wkwk… :D. Tapi kalau kalian tidak jago nawar dan pingin mencari kerajinan atau souvenir dengan kualitas bagus dan branded bisa ke pasar seni saja.

Batu Caves
Berhubung saya memakai maskapai low budget, saya mendarat di Bandara LCCT (Low Cost Carrier Terminal), dari sini ke pusat kota Kuala Lumpur cukup dengan naik bus ke KLCC, Kuala Lumpur, tempat berbagai moda tranportasi terintegrasi jadi satu. Tujuan pertama saya ke  ke Batu Caves di daerah Selangor. Dari KLCC cukup naik LRT sebesar MYR 1 saja atau sekitar Rp 3000. Murah! Perjalanan ke Batu Caves memakan waktu cukup 1 jam saja dan merupakan stasiun pemberhentian terakhir dan lagi-lagi saya menemukan banyak turis asal Bandung, Indonesia di satu gerbong kereta (Penting.. :p). Masuk ke Batu Caves tidak dipungut biaya karena itu merupakan tempat peribadatan orang Hindu India Tamil di Malaysia. Namun naik tangga ke atasnya itu yang PR banget. Hosh… J

Tidak jauh dari Twin Tower, terdapat KL Tower, mirip dengan menara TVRi yang ada di Jakarta tapi KL Tower ini lima kali lebih tinggi dengan tinggi lebih dari 500m, KL Tower tampak menjulang jauh ke atas dibanding gedung-gedung sebelahnya. Di sekitar Kl Tower ini pun banyak taman atau hutan kota yang nyaman buat singgah atau sekedar melepas penat.hehe! DI kota Kuala Lumpur pun banyak taman kota / taman negara yang bisa dikunjungi. Atau bisa juga ke KL City Walk untuk sekedar kongkow-kongkow. :)
KL City Walk
Malam hari di Kuala lumpur enaknya ke kawasan backpacker di daerah Bukit Bintang Atau bisa juga ke kawasan Little India, dan banyak yang lainnya lagi. Saya sendiri tidak menginap di kawasan Bukit Bintang, karena meskipun disebut kawasan backpacker namun tetap agak mahal akomodasi disini, Keunggulan dari kawasan bukit bintang ini adalah dekat dengan mana-mana, dekat dengan Monorel/MRT, dan juga pusat-pusat pembelanjaan. Dan sebagai penutup malam hari di Kuala Lumpur, saya menuju ke daerah Bukit Ampang, agak sedikit keluar dari Kuala Lumpur sambil melihat kerlap-kerlip kota Kuala Lumpur di malam hari dari atas sebuah bukit. Kota Kuala Lumpur tidak begitu besar memang, tidak seperti layaknya kota metropolitan di banyak negara lain dengan jumlah penduduk yang tidak begitu banyak pula, namun cukup nyamanlah untuk didatangi. hehe…..^_^