Rabu, 06 Maret 2013

JELAJAH KARST MAROS, SULAWESI SELATAN

Kawasan Karst Maros
Kawasan Karst Maros yang terkenal dengan Gugusan Karst “Gunung Batu” terbesar kedua di dunia ini, terletak di Kabupaten Maros terletak sekitar 50 km ke arah utara dari kota Makassar, ibukota Sulawesi Selatan. Perjalanan Ke Kabupaten Maros yang saya lakukan pada tanggal 03 Maret 2012 yang lalu terbilang sangat mudah. Dari arah Makassar / Bandara Internasional Sultan Hassanuddin cukup naik pete-pete satu kali ke arah Maros Rp. 5ribu, dilanjut naik pete-pete satu kali lagi ke arah bantimurung seharga Rp 4ribu Saja. Terjangkau angkutan umum dan lumayan murah lah. O, iya, yang belum tahu pete-pete itu ya semacam angkot atau mikrolet saja jika di Jakarta. Penduduk sana menyebutnya pete-pete. ^_^

Karts Maros
Sebetulnya ada banyak tempat-tempat menarik di Kabupaten Maros yang layak untuk dikunjungi, dan diantaranya yang sempat saya kunjungi yakni kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang terkenal dengan Air Terjunnya dan Kupu-kupunya juga ke kawasan situs purbakala leang-leang. Keduanya masih di sekitar kawasan karst Maros. Untuk ke Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung cukup menggunakan angkot saja karena rute angkot dari Maros ke Bantimurung memang berakhir  di Taman Nasional ini. Sedangkan untuk menuju kawasan situs purbakala leang-leang, saya masih harus naik ojek dari Bantimurung karena memang tidak terjangkau angkutan umum.

Situs Purbakala Leang-Leang
Karena pesawat yang saya tumpangi mendarat lewat tengah malam di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, saya pun memutuskan untuk menginap di Bandara untuk melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Maros keesokan paginya. Begitu sampai TN Bantimurung,keesokan harinya, ternyata saya lumayan “kepagian”. Maklum perjalanan langsung dari bandara pagi buta  dan ternyata dari bandara ke bantimurung tidak sampai 1 jam saja. Waktu menunjukkan pukul 07.00 waktu setempat dan loket tiket masuk belum buka serta para pedagang belum pada membuka lapaknya. Walhasil sendirianlah saya di Taman Nasional segede ini.haha….^_^. Tiket masuk ke kawasan Taman Nasional Bantimurung cukup Rp. 5.000 tiap orang. Cukup murah meriah! 

Masuk TN Bantimurung
Banyak hal menarik yang dapat dilihat di TN Bantimurung ini seperti air terjun, danau, dan Goa. Juga ada penangkaran kupu-kupu yang menjadi daya tarik tempat ini. Niat awal saya untuk mandi di air terjun pun terpaksa dibatalkan karena air terjunnya lagi mirip “Air Bah”. Efek hujan semalam mungkin. Walhasil, saya hanya foto-foto saja di depan air terjunnya. Ya sutra lah. Hehe! Melewati Air Terjun kita akan menjumpai jalan setapak disisi sungai yang akan menggiring kita ke Goa Karst yang indah. Sebetulnya ada banyak Goa yang bisa kita datangi disini, tapi  hanya beberapa saja yang sempat saya sambangi.


Puas ubek-uber Kawasan wisata bantimurung lengkap dengan goa-goanya, saya pun melanjutkan perjalanan ke situs purbakala leang-leang. Sebetulnya tidak ada niatan ke sini sih dari awal, tapi ketika perjalanan ke bantimurung, saya melihat semacam gapura masuk untuk menuju kawasan situs purbakala ini, saya pun memutuskan mampir dan geust what,  ternyata, landscape karst maros yang terkenal itu justru terlihat lebih bagus disini. Keren lah! Sampai Abang tukang ojeknya sempat saya minta berhenti berkali-kali untuk mengabadikan landscape karst yang indah ini. Keren! Tidak Jauh sebetulnya perjalanan dari TN Bantimurung ke Situs Purbakala LEang-Leang. Hanya kurang lebih setengah jam saja dengan pemandangan karst dan sawah yang memanjakan mata di sepanjang perjalanan. (Lebay ding. :p). Begitu sampai, ternyata hanya ada beberapa penjaga yang duduk-duduk di pos. Tidak ada Pengunjung. Saya pun sempat ragu, apa benar ini situs purbakala itu, kok kayaknya hanya seperti taman kota biasa saja. Ehm, saya pun masuk dan ternyata memang benar, Tumpukan-tumpukan batuan granit raksasa betebaran disini.  Indah banget! 
Masuk TN. Bantimurung
Menyusuri TN Bantimurung
Air Terjun Bantimurung

Kalian semua tentunya masih ingat kan pelajaran sejarah di SMP di mana ada goa prasejarah zaman megalithikum yang ada cap telapak tangan di goanya kan? Nah, disinilah, di Maros,, tepatnya di situs purbakala leang-leang inilah, goa itu berada. Untuk menuju goa ini sebetulnya harus ada guide, karena goa ini sendiri dikunci untuk menghindari tangan-tangan jahil mencoret-coret goa bersejarah ini. Bagus lah! Memang harus seperti itu. Maros dengan Taman Nasional Bantimurung dan Gugusan Karst “Gunung Batu”-nya memang sangat indah kawan!! ^_^

4 komentar:

  1. Balasan
    1. apanya? goanya? iya....unutk menghindari tangan2 jaik yang merusak goa.hehe...

      Hapus
  2. Saya orang makassar yg tinggal di maros belum pernah sempat ke situs purbakala leang-leang :D

    BalasHapus
  3. waduuh... kan cuma 1 jam saja dari makassar. hehe.. kesana lah.. :D

    BalasHapus