Pulau Bangka, sebagai
destinasi wisata, mungkin tidak setenar pulau sebelahnya, Belitung, yang sudah
cukup terkenal lewat tetralogi laskar pelangi. Pulau bangka lebih terkenal
sebagai penghasil timah, ketimbang destinasi wisata. Namun siapa sangka
ternyata Pulau Bangka menyimpan berjuta tempat menarik dan eksotik pula untuk
didatangi, mulai dari wisata pantai dengan batu-batu raksasanya yang khas,
wisata kuliner, wisata budaya, sampai wisata sejarah. Terdiri dari 1 kota,
yaitu kota Pangkalpinang, dan 4 kabupaten yaitu kabupaten Bangka, Bangka
Selatan, Bangka Tengah, dan Bangka Barat, saya menghabiskan 4 hari 3 malam pada tanggal 15-18 November 2012 yang lalu di
pulau ini. Waktu yang teramat singkat sebetulnya meski saya berusaha untuk bisa
menyusuri setiap tempat menarik di pulau yang kaya akan timah ini.
|
Batu Balai, Muntok |
HARI KE-1 – EKSPLORE KOTA PANGKALPINANG
Pesawat saya mendarat
di Bandara Depati Amir, Pangkalpinang, pada sore hari jam 3 sore. Sudah cukup
sore untuk eksplore kota Pangkalpinang. Menuju kota Pangkal pinang dari Bandara
pun bisa memakai angkot berwarna kuning dengan terlebih dahulu berjalan kaki
sekitar 200 meter keluar bandara menuju jalan raya. Sepertinya hari itu kota
Pangkalpinang baru saja diguyur hujan lebat terlihat dari jalan raya yang basah
akibat hujan.
|
kelenteng kwan tie miau |
Sore itu, saya
memutuskan jalan-jalan sebentar menikmati kota Pangkalpinang. Di tengah kota
terdapat kelenteng cantik, kelenteng kwan tie miau. Kelenteng kecil namun ramai
dengan orang yang sembahyang. Tidak jauh dari situ, saya berjalan kaki ke
masjid raya Pangkal Pinang. Tidak begitu besar pula masjidnya. Kalau di tanya
mana sebetulnya yang dimaksud pusat kota Pangkalpinang ?
menurut saya, mungkin kawasan di sekitar
pusat pembelanjaan Ramayana, karena ini merupakan kawasan yang paling ramai di
Pangkalpinang dan juga sebagai pusat pembelanjaan terbesar di Pangkalpinang.
Saya tidak menghabiskan banyak waktu di Pangkalpinang sore itu, karena saya
memutuskan untuk langsung melanjutkan perjalanan ke kota Muntok di Kabupaten
Bangka Barat yang memakan waktu kurang lebih 3 jam dari Pangkalpinang dengan
menggunakan bus dan menghabiskan malam di kota Muntok. Dengan menggunakan bus
kecil perjalanan Pangkal Pinang-Muntok melewati kawasan hutan dan perkebunan
kelapa sawit. Jam telah menunjukkan pukul 9 malam ketika saya sampai di kota
Muntok dan kesan pertama kota ini sepi sekali. Mungkin karena sudah terlalu
malam walaupun baru jam 9 malam.
HARI KE-2 – EKSPLORE MUNTOK, BANGKA BARAT
|
Laksa Muntok |
Jika masih ingat
pelajaran sejarah pada waktu SMP, pasti ingat kan bahwa Presiden pertama kita,
Ir. Soekarno, pernah diasingkan oleh Belanda
di berbagai tempat di pelosok tanah air, salah
satunya di pulau Bangka. Nah, di Muntok, Bangka Barat, ini lah beliau
diasingkan. Walhasil banyak sekali situs-situs sejarah yang sangat sayang untuk
dilewatkan jika kita berkunjung ke kota Muntok. Saya pun tidak menyia-nyiakan
kesempatan baik ini.
Banyak tempat-tempat
bernilai sejarah yang bisa dikunjungi. Salah satunya Mercusuar Tanjung Kiluan
dimana disini ada bekas kapal Australia yang karam dibom sama jepang pada saat
perang dunia kedua. Mercusuar ini terletak di pantai tanjung kiluan, sekitar 8
km dari pusat kota. Saya sengaja pagi – pagi buta kesana agar bisa menikmati
pemandangan sunrise dan punya cukup waktu juga untuk naik ke atas mercusuarnya.
Mercusuar yang tampak tua itu masih kokoh dan terawat. Agak sedikit pusing jika
naik ke atas karena pijakan tangganya kecil, sedikit curam dan berliku. Dari
puncak mercusuar, saya dapat melihat dengan jelas garis pantai yang mengitari
muntok. Sangat indah!
|
Kelenteng Kong Fuk Miau, Muntok |
Jejak peninggalan bung
Karno disini ialah Pesanggrahan Muntok yang merupakan tempat presiden Soekarno
tinggal dan Pesanggrahan Manumbing yang terletak di atas bukit dan bisa melihat
pemandangan kota Muntok dari atas. Di Pesanggrahan
muntok, terdapat bekas tempat peristirahatan bung karno sekaligus digunakan
sebagai tempat tinggal bung karno. Dalam perjalanan menuju pesanggrahan
manumbing dia tas bukit manumbing, ada tempat yang cukup unik juga untuk dikunjungi yakni Batu Balai. Entah
mengapa dinamakan demikian. Batu Balai, sebongkah batu raksasa yang berbentuk
seperti kipas yang membuat orang bertanya-tanya bagaimana asal mulanya batu
sebesar itu bisa “nyangkut” disitu.
|
Warkop Nyaloi, Muntok |
Menurut saya, selama di Muntok, ada yang unik dari kota Muntok yakni Masjid
Jami dan Kelenteng Kung Fuk Miaw yang letaknya bersebelahan dan berdampingan
yang menunjukkan keharmonisan hubungan antarumat beragama di kota Muntok. Masjid
dan Kelenteng ini terletak di pusat keramaian kota Muntok. Salut!
|
Dari atas Mercusuar Tanjung Kiluan |
|
Mercusuar Tanjung Kiluan |
Karena muntok
merupakan bagian yang paling dekat dengan sumatera selatan atau palembang,
maka kulinernya pun tidak berbeda jauh dengan daerah sumatera selatan. Saya pun
sempat icip-icip kuliner di muntok seperti Otak-Otak, Lempah Darat, Aneka Kue,
dan laksa / pempek. Kenapa kue termasuk kuliner yang direkomendasikan? Mungkin
belum banyak yang tahu kalau Muntok mendapat predikat sebagai kota 1001 kue
karena kuliner kuenya yang begitu kaya dan beragam.
|
Pesanggrahan Muntok |
Kota Muntok memang
kecil, namun cukup menarik untuk dijelajahi, Seharusnya masih banyak
tempat-tempat yang wajib dikunjungi seperti pantai-pantai cantik di sisi utara
seperti Pantai Pala dan Pantai Air Mas, Bangka Barat yang letaknya cukup jauh,
sekitar 2 jam dari kota Muntok, namun kota muntok dengan kekayaan wisata
sejarahnya juga dengan wisata kuliner dan wisata pantainya yang cukup cantik dan
sayang jika dilewatkan. Saya hanya menghabiskan 1 hari 1 malam di kota Muntok.
Sore harinya saya langsung kembali ke kota Pangkalpinang untuk melanjutkan
perjalanan hari berikutnya ke kawasan bangka utara di Belinyu dan Sungailiat di
Kabupaten Bangka yang terkenal dengan pantai-pantai batu raksasanya.
HARI KE-3 – EKSPLORE SUNGAILIAT DAN BELINYU
Belinyu, sebuah
kecamatan yang sebetulnya masuk wilayah kabupaten Bangka dengan ibukota di kota
Sungailiat. Namun jarak Belinyu dengan Sungailiat sendiri yang memakan waktu
sekitar 2 jam perjalanan darat membuat kawasan belinyu menawarkan objek wisata
pantai-pantai yang sepi dan eksotik. Ya, disinilah jika kita mau mencari pantai-pantai
dengan batu granit raksasa khas Pulau Bangka naum masih cukup sepi dari hiruk
pikuk turis.
|
Pantai Penyusuk |
|
Pantai Romodong |
Pantai Penyusuk dan
Pantai Romodong diantaranya. Pantai sepi berpasir putih dengan batu-batu granit
raksasanya. Waktu saya kesana nyaris tidak ada orang, bahkan tidak ada pedagang
asongan ataupun tukang parkir sekalipun yang biasa ada di pantai-pantai wisata.
Pantainya sendiri letaknya agak tersembunyi sehingga saya sampai harus bertanya
berkali-kali ke warga sekitar mengenai keberadaan pantai-pantai ini. Serasa
menjadi pantai pribadi saking sepinya. Hehe….
|
Goa Maria, Belinyu |
Di kota Belinyunya sendiri, ada beberapa objek wisata yang bisa dikunjungi.
Sayang waktu itu saya diterjang hujan badai yang sangat lebat, walhasil saya
hanya sempat mampir ke kawasan Goa Maria. Cakep buat foto-foto. Letaknya
ternyata agak sedikit masuk kawasan perumahan sehingga saya pun sempat tersasar
berkali-kali.
|
Pantai Teluk Limau |
|
Pantai Batu Berdaun |
Saya tidak memutuskan
bermalam di Belinyu dan sorenya saya langsung melanjutkan perjalanan ke kota
SungaiLiat sekitar 2 jam perjalanan dari Belinyu. Banyak Pantai yang sempat
saya sambangi di Sungailiat, Mulai dari Pantai Matras yang berpasir putih dan
sangat panjang, pantai teluk limau dengan tebing-tebing pinggir pantainya yang
enak buat berenang, dan Pantai batu berdaun. Sebetulnya ada satu lagi pantai di
deretan pantai-pantai tersebut yakni Pantai Parai Tengiri, namun Pantai Parai
Tengiri sudah menjadi kawasan resort sehingga masuknya pun harus membayar
seharga Rp. 25ribu.
Ogah ah! Masa
masuk pantai harus bayar. Hehe! Sederetan pantai-pantai di Sungailiat inilah
yang sering menghiasi brosur-brosur wisata Pulau Bangka dan lebih terkenal bagi
wisatawan yang berkunjung ke Pulau Bangka karena memang aksesnya yang mudah dan
fasilitas yang lengkap.
HARI KE-4 – HARI TERAKHIR DI PANGKALPINANG – CULINARY TIME
|
Warung Kopi di Pangkalpinang |
Hari terkahir di kota
Pangkalpinang sebelum saya bertolak kembali ke Jakarta tidak saya sia-siakan
untuk eksplore pantai – pantai di kota Pangkalpinang dan mencoba berbagai
kuliner menarik di kota ini. Jujur, kalau pantai di Pangkalpinang mungkin masih
kurang bagus dibandingkan di wilayah lain di Pulau Bangka, tapi tidak ada
salahnya melihat. Ada dua pantai yang utama di Pangkalpinang, Pantai Pasir Padi
dan Pantai Tanjung Bunga. Pantai Pasir Padi biasa saja sih menurut saya, khas
pantai perkotaan yang biasanya ada di setiap kota, macam Pantai Ancol di
Jakarta atau Pantai Losari di Makassar. Namun jika kalian mampir ke pantai
Pasir Padi, cobalah susur terus sekitar 2 km ke arah selatan, maka kalian akan menemui
Pantai yang tak kalah cantik, Pantai Tanjung Bunga yang berbatu dan sepi. Pantai
dengan tumpukan batu-batu berwarna merah atau orange. Sangat cantik!
Kota Pangkalpinang yang
merupakan ibukota dari Provinsi Bangka Belitung, sebetulnya bukan sebuah kota
yang cukup besar layaknya sebuah ibukota provinsi, namun kota Pangkal Pinang
menawarkan surga wisata kuliner yang sangat beragam dan mengiurkan. Rasanya
mungkin bisa menghabiskan seharian full sendiri jika ingin mencoba semua
kuliner menarik di Pangkalpinang. Saya pun sempat mencoba beberapa.
|
Pantai Tanjung Bunga |
|
Mie Koba |
Otak-otak amui yang
sangat terkenal itu adalah salah satu kuliner yang saya sukai. Tempatnya selalu
ramai sampai malam hari meski sudut kota lain sudah sepi. Kuliner lainnya yang
patut dicoba yakni martabak acao, kembang tahu, ikan lempah kuning, dan mie
koba / mie bangka.
|
Otak-Otak Amui |
Bangka juga terkenal dengan warung kopinya, dan saya pun
ikut nongkrong-nongkrong di warung kopi, tempat hang out “favorit” penduduk
lokal. Jadi jangan salah, kalau orang Pangkal Pinang itu tempat gaulnya bukan
di Mall ya, tapi di warung kopi. Seru!! Teramat singkat waktu saya di Pulau
Bangka sebetulnya. Mungkin lain waktu jika diberi kesempatan lagi ke Bangka,
saya akan eksplore lebih banyak lagi dari yang sudah pernah. Semoga :)
Laksa ne enak diq?
BalasHapusGurih..tapi porsinya kecil :)
BalasHapuskapan travelling ke bangka lagi
BalasHapusblm ada rencana ke bangka lagi sih
Hapus