|
Bersama teman backpacker dari Rusia dan Perancis |
Ini
merupakan kisah lanjutan saya setelah sehari sebelumnya eksplore kota Medan
seharian. Hanya menghabiskan waktu sangat singkat
pada akhir pekan membuat saya memutuskan untuk hanya eksplore kota Medan satu
hari saja dan satu hari sisanya yakni di hari minggu tanggal 21 Oktober 2012, saya
putuskan untuk eksplore kawasan ekowisata Bukit Lawang yang terletak di Taman
Nasional Gunung Leuser, perbatasan antara Provinsi Nangroe Aceh Darussalam dengan
Provinsi Sumatera Utara. Saya sendiri menuju bukit lawang pada sabtu malam dari
kota Medan dan memutuskan untuk menginap dan menghabiskan malam di bukit
lawang.
|
Sungai Bahorok |
Perjalanan
dari kota Medan menuju pintu masuk ekowisata Bukit Lawang ditempuh kurang lebih
selama 3 jam perjalanan dengan bus/elf melewati kota Binjai dan perkebunan
kelapa sawit di sepanjang perjalanan. Saya sendiri naik elf dari terminal
pinang baris kota Medan. Disitu banyak elf yang ngetem ke segala jurusan. Berhubung saya duduk tepat di belakang
sopir, sepanjang perjalanan saya malah lebih disibukkan dengan melihat dengan
was-was kendaraan lain di depan elf yang saya tumpangi daripada pemandangan di
kiri kanan jalan karena gaya nyopir sang sopir yang bikin jantung deg-degan.
Lumayanlah 3 jam perjalanan yang cukup menegangkan. Hahaha!
|
Siap-Siap Trekking |
|
Siap-siap masuk Taman Nasional |
Aktivitas
wisata di kawasan ekowisata Bukit Lawang pun sangat beragam. Mulai dari
trekking ke tengah hutan Gunung Leuser dan jika beruntung maka akan bertemu
orang utan liar di habitat aslinya, Tubbing di Sungai bahorok, atau sekedar
“leyeh-leyeh” di penginapan yang tersebar di pinggiran sungai sambil melihat
aktivitas orang-orang di sepanjang sungai. Meskipun terletak di pinggir taman
nasional dengan hutan belantaranya yang masih sangat asri, jangan salah kalau
ternyata kawasan ekowisata Bukit Lawang ini sudah sangat terkenal oleh turis
mancanegara dibuktikan dengan banyaknya pub/bar/café di sepanjang sungai
bahorok yang membelah kawasan Bukit Lawang, tepat sebelum pintu masuk area
Taman Nasional. Kalau malam pun hingar bingar nightlife pun bertebaran dengan
music yang memekakkan telinga. Jedag-Jedug,Jedag-Jedug! Kontras dengan kicauan
burung dan suara binatang hutan yang bakal kita dengar di pagi harinya. Entah
mengapa saya merasa kawasan ekos\wisata bukit lawang di Binjai, Sumatera Utara,
ini lebih terkenal bagi wisatawan asing dibandingkan wisatawan domestik. Hal
ini terbukti dengan banyaknya turis asing yang ikut trekking. Bahkan saya
satu-satunya wisatawan lokal yang ikut trekking ke dalam hutan.
|
Nemu Air Terjun |
|
Ketemu monyet |
|
Istirahat sebentar. I'm the only local here :D |
Saya mencoba trekking ke tengah hutan Gunung Leuser
selama kurang lebih 4 jam jalan kaki, bertemu dengan monyet-monyet hutan, dan
“seharusnya” bertemu dengan orang utan liar, namun sayang sepertinya orang utan
Gunung Leuser sedang malu-malu menampakkan batang hidungnya, dan yang paling
seru ialah rafting dengan menggunakan ban yang yang sudah disusun sedemikian
rupa menjadi semacam perahu menyusuri sungai bahorok selama kurang lebih 7 km
sebagai penutup dari aktivitas trekking ke dalam hutan yang lumayan melelahkan.
Nice! Dan satu hal yang entah justu membuat saya merasa miris atau bangga
karena ternyata lebih banyak turis mancanegara yang ke bukit lawang ini untuk
bertemu langsung orang utan di habitat aslinya daripada turis lokal.
banyak bule yaaa
BalasHapusiyaaa wan. bule smuaa :D
BalasHapus