Perjalanan
saya ke Pulau Penyengat dimulai dari batam pada hari sabtu tanggal 25 Februari
2012, kemudian menyeberang ke Pulau Bintan selama 1 jam dari Pelabuhan Telaga
Pungur, Batam. Pulau Penyengat jaraknya cuma selemparan batu saja dari Kota
Tanjung Pinang, Ibukota Provinsi Kepulauan Riau di Pulau Bintan, namun
disinilah terdapat sisa-sisa kejayaan Kesultanan Riau. Hanya menggunakan perahu
kecil selama 15 menit sebesar Rp 5.000 saja dari dermaga khusus maka sampailah
saya di Pulau Penyengat. Dermaga khusus ke Pulau Penyengat ini terletak tidak
jauh dari Pelabuhan sri bintang di dekat pasar. Pulau penyengat ini pun
terlihat dengan jelas dari Pulau Bintan. Sepintas jika dilihat dari kejauhan,
tidak nampak hal istimewa dari pulau penyengat ini. Nampak rumah – rumah apung
dengan keramba–keramba ikan. Namun begitu sampai dermaga pulau Penyengat,
nampaklah keunikan dari Pulau ini.
|
Dermaga Pulau Penyengat |
|
Sisi Lain Pulau Penyengat |
|
Dermaga |
|
Masjid Sultan Riau Pulau Penyengat |
|
Istana |
Pulau
Penyengat sarat dengan bangunan peninggalan kesultanan riau. Mulai dari Masjid
Raya Pulau Penyengat, Istana, Makam Raja, dll. Sebetulnya untuk mengelilingi
pulau ini banyak terdapat betor yang menawarkan tumpangan begitu kita sampai di
dermaga pulau Penyengat. Namun saya memilih jalan kaki saja. Disamping karena
pulau ini memang tidak begitu besar, dengan jalan kaki saya lebih bisa mampir
ke banyak tempat menarik sepanjang jalan sesuka hati.
|
Balai Adat Pulau Penyengat |
|
Selamat Datang di Pulau Penyengat |
Masjid
Raya Pulau Penyengat, satu-satunya masjid yang saya lihat disini tampak begitu
kontras dengan temboknya yang berwarna kuning dan tangga menjulang ke atas
menuju masjid yang harus ditapaki jika ingin masuk masjid ini. Di dalam masjid
tampak ukiran – ukiran khas melayu. Sangat
indah meski masjid ini tidak begitu besar sebetulnya. Bekas istana raja yang sekarang berfungsi sebagai balai adat berada
disisi lain pulau ini. Untuk menuju balai adat, kita akan melewati makam raja-raja
kesultanan riau. Tidak begitu jauh, hanya mungkin sekitar setengah jam jalan
kaki saja. Masuk kompek bekas istana harus lepas alas kaki dan di dalamnya
tampak peninggalan kesultanan riau. Tidak banyak waktu yang saya habiskan di
Pulau penyengat ini. Hanya setengah hari saja. Sebelum matahari terbenam pun
saya sudah kembali ke pulau Bintan karena jaraknya yang begitu dekat. Jadi jika
kalian tertarik untuk napak tilas bekas kesultanan Riau, monggo silahkan jalan-jalan
ke Pulau Penyengat ini. Hehe….^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar