Kamis, 27 November 2014

NAPAK TILAS KESULTANAN RIAU DI PULAU PENYENGAT


Perjalanan saya ke Pulau Penyengat dimulai dari batam pada hari sabtu tanggal 25 Februari 2012, kemudian menyeberang ke Pulau Bintan selama 1 jam dari Pelabuhan Telaga Pungur, Batam. Pulau Penyengat jaraknya cuma selemparan batu saja dari Kota Tanjung Pinang, Ibukota Provinsi Kepulauan Riau di Pulau Bintan, namun disinilah terdapat sisa-sisa kejayaan Kesultanan Riau. Hanya menggunakan perahu kecil selama 15 menit sebesar Rp 5.000 saja dari dermaga khusus maka sampailah saya di Pulau Penyengat. Dermaga khusus ke Pulau Penyengat ini terletak tidak jauh dari Pelabuhan sri bintang di dekat pasar. Pulau penyengat ini pun terlihat dengan jelas dari Pulau Bintan. Sepintas jika dilihat dari kejauhan, tidak nampak hal istimewa dari pulau penyengat ini. Nampak rumah – rumah apung dengan keramba–keramba ikan. Namun begitu sampai dermaga pulau Penyengat, nampaklah keunikan dari Pulau ini.

Dermaga Pulau Penyengat
Sisi Lain Pulau Penyengat





Dermaga
Masjid Sultan Riau Pulau Penyengat
Istana
Pulau Penyengat sarat dengan bangunan peninggalan kesultanan riau. Mulai dari Masjid Raya Pulau Penyengat, Istana, Makam Raja, dll. Sebetulnya untuk mengelilingi pulau ini banyak terdapat betor yang menawarkan tumpangan begitu kita sampai di dermaga pulau Penyengat. Namun saya memilih jalan kaki saja. Disamping karena pulau ini memang tidak begitu besar, dengan jalan kaki saya lebih bisa mampir ke banyak tempat menarik sepanjang jalan sesuka hati.
Balai Adat Pulau Penyengat
Selamat Datang di Pulau Penyengat
Masjid Raya Pulau Penyengat, satu-satunya masjid yang saya lihat disini tampak begitu kontras dengan temboknya yang berwarna kuning dan tangga menjulang ke atas menuju masjid yang harus ditapaki jika ingin masuk masjid ini. Di dalam masjid tampak ukiran – ukiran khas  melayu. Sangat indah meski masjid ini tidak begitu besar sebetulnya. Bekas istana raja yang sekarang berfungsi sebagai balai adat berada disisi lain pulau ini. Untuk menuju balai adat, kita akan melewati makam raja-raja kesultanan riau. Tidak begitu jauh, hanya mungkin sekitar setengah jam jalan kaki saja. Masuk kompek bekas istana harus lepas alas kaki dan di dalamnya tampak peninggalan kesultanan riau. Tidak banyak waktu yang saya habiskan di Pulau penyengat ini. Hanya setengah hari saja. Sebelum matahari terbenam pun saya sudah kembali ke pulau Bintan karena jaraknya yang begitu dekat. Jadi jika kalian tertarik untuk napak tilas bekas kesultanan Riau, monggo silahkan jalan-jalan ke Pulau Penyengat ini. Hehe….^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar