Senin, 29 Desember 2014

SEHARI DI KOTA SIAK

Setelah sebelumnya saya eksplore kota Pekanbaru selama dua hari  yang sudah saya posting di http://aufasidix.blogspot.com/2014/12/eksplore-pekanbaru.html, saya melanjutkan perjalanan kembali ke kota berikutnya, ke kota Siak.


Jembatan Siak
Kota Siak, memang terkenal sebagai kota wisata budaya melayu di provinsi Riau. Bisa ditempuh dengan jalur darat sekitar 3-4 jam dari kota Pekanbaru, namun transportasi yang paling praktis dan cepat bisa menggunakan moda transportasi air dengan speedboat menyusuri sungai siak dari Pelabuhan Duku di kota Pekanbaru menuju Pelabuhan Siak selama kurang lebih 2 jam saja. Saya sendiri memutuskan untuk menggunakan transportasi air alias speedboat demi efisiensi waktu, pun pemandangan di kanan kiri sungai juga sangat bagus.

Pelabuhan Duku Pekanbaru
Suasana di dalam speedboat
Jika ingin eksplore kota Siak lebih lama, saya sarankan ambil jadwal speedboat dari Pekanbaru paling pagi yakni jam 7.30 pagi sehingga sampai kota Siak masih pagi. Saya sendiri memutuskan ambil speedboat pagi dari pekanbaru dan kembali dari siak dengan speedboat paling sore yakni jam 4 sore dari Pelabuhan Siak dan sampai Pelabuhan Duku di Pekanbaru jam 6 petang. Saya tidak menginap di kota Siak dan memutuskan kembali ke kota Pekanbaru pada hari yang sama karena saya pikir banyak objek wisata di kota Siak justru dinikmati di siang hari dan saya rasa seharian penuh di kota Siak sudah cukup untuk eksplore tempat – tempat menarik di kota Siak.

Sungai Siak
Pemandangan Sungai Siak dari dalam Speedboat
Pemandangan Sungai Siak dari dalam Speedboat
Sepanjang perjalanan dengan menggunakan speedboat, banyak hal yang dapat saya amati, seperti aktivitas penduduk asli di sepanjang sungai, aktivitas bongkar muat kapal pengangkut hasil olahan kelapa sawit, minyak bumi, kayu hasil olahan hutan, dan sebagainya. Dan ternyata sepanjang perjalanan pekanbaru-siak selama 2 jam, speedboat juga berkali-kali berhenti untuk menurunkan dan menaikkan penumpang di pelabuhan-pelabuhan kecil. Transportasi air di provinsi Riau ini ternyata sudah menjadi alat transportasi vital dan utama dibanding transportasi darat terutama menuju daerah-daerah yang berdekatan dengan pantai seperti dumai, bengkalis, kepulauan meranti, dan siak.

Jalanan sepi di kota Siak
Pusat kota siak sendiri tidak jauh dari pelabuhan kota siak dan lebih beruntungnya lagi berbagai tempat wisata yang menarik juga terletak di pusat kota saja dengan jarak yang relatif dekat antara satu dengan yang lainnya. Sebut saja Istana Siak, Masjid Agung Siak, dan Jembatan Siak. Ketiganya masih berada di pusat kota Siak yang luasnya tidak seberapa. Lebih beruntung lagi waktu saya kesana cuaca sangat cerah sehingga saya bisa leluasa eksplore ke tempat – tempat tersebut seharian.

Di Dalam Istana Siak
Istana Siak
Istana Siak cukup kecil untuk ukuran istana, namun di dalamnya menyimpan berbagai koleksi peninggalan kesultanan siak yang merupakan cikal bakal dari lahirnya budaya melayu. Terdiri dari dua lantai, untuk masuk ke komplek istana harus melepaskan alas kaki. Waktu saya kesana, beberapa bagian di istana siak sedang direnovasi sehingga saya tidak bisa eksplore semua ruangan di istana siak.

Pelabuhan Siak
Kantor Bupati Siak

Rumah Dinas Bupati Siak
Tidak jauh dari istana siak, saya dengan menyewa betor melanjutkan perjalanan ke Jembatan siak yang sangat terkenal itu. Jembatan yang sangat megah. Jembatan ini seperti memisahkan bagian pusat kota siak menjadi dua yakni bagian pusat bisnis dan pemukiman di salah satu sisi dan bagian pusat pemerintahan tempat kantor bupati, dan gedung – gedung pemerintahan di sisi lain jembatan. Saya memutuskan untuk menyeberangi jembatan karena penasaran dengan apa yang ada di balik jembatan. Ternyata benar terdapat komplek kantor bupati dan DPRD serta kantor – kantor pemerintahan yang lain yang sangat megah dan besar, agak kontras dengan pemukiman warga yang sederhana di sisi lain sungai. Hmmm..

Sup Tunjang Khas Siak. Yummy :)
Pusat Jajanan di pinggiran sungai Siak
Sebelum bertolak kembali ke kota Pekanbaru, menikmati senja di kota Siak saya habiskan dengan kulineran di pinggiran sungai siak sambil memandang jembatan siak dan kapal yang lalu lalang di sepanjang sungai. Banyak rumah makan di pinggirian sungai ini yang ditata dengan apik dan kita bisa memilih untuk duduk di dekat sungai atau di dalam rumah makan. Letaknya pun berdekatan dengan pelabuhan siak sehingga saya tidak perlu khawatir ketinggalan speedboat kembali ke kota Pekanbaru. Salah satu kuliner yang saya coba yakni Sup Tunjang. Penasaran bagaimana rasanya? Silahkan coba sendiri di kota siak? Hehe :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar