Minggu, 02 Agustus 2015

Eksplore Ho Chi Minh Vietnam

Reunification Palace, Ho Chi Minch
Ho Chi Minh City, kota terbesar di Vietnam, yang terletak di Vietnam selatan merupakan gabungan antara kota metropolitan yang modern, dengan warisan budaya kolonial yang masih terjaga dengan sangat baik. Meskipun Ibukota Vietnam terletak di kota Hanoi yang terletak di Vietnam Utara, namun Ho Chi Minh City telah berkembang menjadi kota metropolitan terbesar di Vietnam. Sempat luluh lantah akibat perang Vietnam yang memporakporandakan negara itu termasuk kota Ho Chi Minh yang dulu bernama Saigon, kini kota Ho Chi Minh telah menata diri dengan sedemikian cantiknya sehingga sangat nyaman untuk dikunjungi. Saya pun menyempatkan diri untuk mengunjungi kota ini selama dua hari satu malam di sela-sela kunjungan saya ke Kamboja pada pertengahan bulan Maret 2015 yang lalu. Menuju Ho Chi Minh saya lakukan dengan menggunakan Bus dari Phnom Penh melewati perbatasan Kamboja - Vietnam.

Depan Museum Perang
Museum Perang
Jalan kaki seharian di pusat kota Ho Chi Minh yang meskipun sedikit terik dan menyengat namun sangat menyenangkan dengan banyaknya taman kota yang cantik dan tertata rapi. Saya yang memutuskan eksplore kota Ho Chi Minh dengan jalan kaki seharian merasa dimanjakan dengan trotoar yang lebar dan taman-taman asri di beberapa sudut jalan. Yang menurut saya agak sedikit menggangu adalah bisingnya lalu lintas di jalan raya Ho Chi Minch karena banyaknya sepeda motor yang terkadang tidak mengindahkan peraturan lalu lintas. Namun karena saya tinggal di Jakarta yang kondisi jalan rayanya 11-12 dengan kondisi jalan raya di kota Ho Chi Minh, maka saya pun cepat beradaptasi dengan kondisi jalanan di sana yang agak sedikit semrawut.

Tempat-tempat menarik yang dapat dikunjungi selama di Ho CHi Minh seperti beberapa museum, reunification palace, post office, catredal dan opera house dengan bangunan-bangunannya yang unik, Letaknya yang saling berdekatan membuat aktivitas untuk mengeksplorasi kota Ho Chi Minh dengan jalan kaki sangat mudah dan nyaman. Museum perang (war museum) merupakan salah satu museum di Ho Chi Minh yang cukup menarik banyak wisatawan untuk datang melihat. Museumnya sih menurut saya biasa saja, namun bagaimana cara pemerintah Vietnam menjadikan museum ini menarik itu yang bikin saya berdecak kagum. Banyak foto-foto pada waktu perang Vietnam yang sangat menyayat hati dan dengan sangat vulgar ditampilkan tanpa sensor. Juga penjelasan-penjelasan yang detail mengenai dampak dari perang vietnam yang telah membunuh 3 juta masyarakat vietnam kala itu menjadikan museum ini menjadi sangat hidup dan  memberikan pengetahuan yang luar biasa.

Catredal
Saigon Post Office
Ho Chi Minh City Center
Banyak bangunan-bangunan peninggalan kolonial yang masih terjaga dengan sangat baik di kota Ho Chi Minh karena sampai sekarang masih digunakan untuk aktivitas perkantoran atau pemerintahan seperti bangunan kantor post yang menjadi tempat "must visit"  juga selama di Kota Ho Chi Minh. Salah satu banguan lainnya yang wajib untuk dikunjungi juga yakni Opera House, gedung tempat digelarnya berbagai pertunjukkan seni dengan arsitektur yang khas eropa karena merupakan gedung bekas kolonial dimana dulu Vietnam merupakan negara bekas jajahan Perancis. Sayang saya tidak bisa menyaksikan pertunjukkan yang digelar di Opera House karena ternyata pada hari itu tidak ada pertunjukkan sementera itu saya hanya berada semalam di kota Ho Chi Minh. Agak susah kalau mau selfie di depan opera house karena banyak orang juga yang lalu lalang di depannya. Hehe!

Depan Opera House
Opera House
Mengunjungi Reunification Palace juga merupakan salah satu aktivitas yang harus dilakukan selama berada di kota Ho Chi Minh. Komplek istana yang merupakan landmark  kota Ho Chi Minh ini dulu digunakan sebagai istana kepresidenan pada waktu Vietnam Selatan belum bergabung dengan Vietnam Utara. Komplek yang sangat luas meskipun saya tidak bisa masuk ke beberapa ruangan karena hanya sebagian ruangan yang dibuka untuk umum, Dengan biaya sebesar 15000 VND atau sekitar Rp 10ribu, saya sudah bisa memasuki komplek Reunification Palace yang sangat luas. Sayang, sedikit sekali petunjuk atau penjelasan terkait dengan ruang-ruang yang ada di dalam reunification palace. Andaikan disediakan guide untuk turis-turis yang datang pasti akan lebih menarik lagi bagi wisatawan.

Depan Reunification Palace
Menghabiskan malam hari di Ho Chi Minh City bisa dengan menyusuri kawasan benh market dengan night marketnya. Di sepanjang kanan kiri jalan di sekitar Benh Market, berderet night market dengan berbagai penjaja street food. Beberapa restoran makanan halal pun banyak bertebaran di sekitar night market ini karena merupakan pusat orang melayu yang tinggal di Ho Chi Minch. Saya pun sempat beberapa kali disangka orang Malaysia pada waktu eksplore night market dan bahkan beberapa penjual di sana bisa bahasa melayu dan mencoba menawarkan barang dagangannya dalam bahasa melayu karena menyangka saya orang Malaysia. Jika kita berniat untuk belanja di night market di benh market, saran saya, tawarlah dengan sangat sadis. Beberapa barang disini harganya sudah dinaikkan. Sempat beradu mulut dengan seorang pedagang yang setengah memaksakan barang dagangannya. Jika kita memang tidak berniat membeli bilang saja tidak minat, jangan malah ditawar karena bakal dikejar  terus. Sempat mencoba beberapa street food mulau dari mie khas vietnam sampai kopi "halal" vietnam. Entah mengapa dinamakan kopi halal?mungkin semacam brand saja. hehe...

Kopi "Halal" Vietnam
Mie Vietnam
Benh Market
Hari berikutnya saya pun menyempatkan diri eksplore seharian ke bekas tempat perang vietnam dan lubang persembunyian para warga vietnam waktu masih perang tepatnya di Chuchi Tunnel. Mencoba masuk ke lubang sempit di bawah tanah tempat bersembunyi warga vietnam sangat seru sekaligus menegangkan. Dan saya baru tahu kalau ternyata panjang "lorong bawah tanah" ini mencapai ratusan kilometer. Wow! Disini pun kita bisa mencoba belajar menembak dengan senapan asli sperti AK16. Penjelasan dari guide sangat bagus. Saya pun bisa membayangkan betapa menderitanya warga Vietnam pada waktu zaman perang. Saya pun terkesima dengan penjelasan guide yang menemani saya dan rombongan turis yang lain yang mengunjungi Chuchi Tunnel karena guidenya merupakan bekas veteran perang Vietnam sehingga dia banyak sekali bercerita mengenai bagaimana kelamnya masa-masa perang Vietnam tersebut.

Masuk Chuchi Tunnel :)
Selama di kota Ho Chi Minh, saya menginap di daerah backpacker de tham dimana banyak hostel-murah. Pilihan saya untuk menginap di daerah de tham juga dengan pertimbangan di daerah ini banyak sekali jasa travel yang menyediakan informasi wisata dengan harga yang saling bersaing satu sama lain. Minusnya daerah ini jika malam terlalu ramai dengan hingar bingar musik dari cafe-cafe dan bar yang memekakkan telinga, mungkin mirip dengan kawasan khao san road di bangkok atau jalan jaksa di Jakarta.

Kota Ho Chi Minh sesungguhnya tidak terlalu berbeda jauh dengan kota Jakarta. Tipikal kota metropolitan yang ramai dengan banyak kendaraan bermotor yang lalu lalang di jalan namun kota Ho Ci Minh tetap worth to visit terutama jika kita menyukai wisata sejarah dengan banyaknya bangunan-bangunan kolonial dan museum-museum yang menawarkan cerita-cerita dari.Tunggu cerita saya berikutnya pada waktu ekslpore kota Mui Ne dalam rangkaian perjalanan saya mengunjungi Vietnam......(Bersambung)

2 komentar:

  1. Gereja katedralnya mirip2 semua ya bangunannya sama yang di Indonesia, Filipina, Melaka, sama yang di Ho Chi Minh ini. Sebagai pecinta wisata kota tua, kota ini masih belum keluar dari bucket listku. Gila, dollar naik terus, mau ke Vietnam gak jadi2 :'(

    BalasHapus
  2. @adie : kebetulan saya belum pernah ke melaka. kalau di filipina setahuku katredalnya lebih dapat sentuhan spanyol jadi lebih artistik dan lebih besar2 terutama di Manila bagus2 katedralnya.

    mengenai dollar yang naik trus sebetulnya ga ada hubungannya sama traveling ke Vietnam kok karena posisi Rupiah kita terhadap vietnam Dong justru menguat. Beberapa waktu lalu vietnam sempat mendevaluasi mata uang dongnya terhadap USD jadi pelemahan Dong VIetnam terhadap USD lebih besar dari pelemahan Rupiah terhadap USD jadi malah makin murah mas kalau traveling ke VIetnam sekarang.

    BalasHapus