Selasa, 24 April 2012

SEPENGGAL CERITA DARI PUNCAK RINJANI (3726 MDPL)


Puncak Rinjani
Alhamdulilah, pada tanggal 21-25 April 2011 kemarin, saya bersama 19 orang teman berkesempatan untuk mendaki puncak Gunung Rinjani serta mengagumi keindahannya yang luar biasa. Gunung Rinjani, Gunung yang berketinggian 3.726 mdpl ini terletak di sebelah utara Lombok, Nusa Tenggara Barat dan ramai sekali dikunjungi oleh para penggiat alam bebas tiap tahun. Bahkan statistik menyebutkan bahwa sebagian besar pendaki Gunung Rinjani ternyata justru turis luar negeri lho! Gunung Rinjani merupakan Gunung tertinggi ketiga di Indonesia setelah Pegunungan Jayawijaya di tanah Papua dan Gunung Kerinci yang berada di tanah Sumatera.

Ada beberapa jalur pendakian yang sering dipakai untuk mendaki Gunung Rinjani. Namun bagi Pemula yang pertama kali mendaki Gunung Rinjani seperti saya, saya memilih mengawali pendakian jalur Sembalun Lawang karena Pos awal pendakian di jalur ini relatif lebih mudah dijangkau dengan tranportasi umum dan lebih landai.

Segara Anakan
Karena Gunung Rinjani adalah Sebuah Taman Nasional, maka setiap yang mau mendaki Gunung Rinjani pun diperiksa dengan sangat ketat oleh petugas atau penjaga. Para pendaki wajib mendaftarkan diri dan diberikan stiker khusus. Petugas juga memberikan pesan kepada setiap pendaki agar mau menjaga kebersihan, tidak membuang sampah sembarangan di sepanjang jalan, dan menghormati adat istiadat penduduk setempat. Dijelaskan pula lokasi mata air yang tersembunyi di setiap pos pendakian. Dan Perjalanan panjang pun dimulai.

 Jalur Pendakian dari Sembalun ini berupa padang sabana yang luas dan berbukit-bukit dengan cuaca yang sangat panas. Tanah tandus berdebu disertai iklim yang menyengat membuat stamina cepat terkuras.. Gunung Rinjani bisa dikatakan aman dari ancaman binatang buas. Hanya Burung dan  monyet liar yang kerap dijumpai di sepanjang perjalanan. Camping Hari Pertama kami di padang sabana ini.
Pemandangan 3 Gili dan Gunung Agung, Bali
Keesokan harinya kami melanjutkan perjalanan kembali sekitar 8 jam melalui daerah yang dikenal dengan nama “7 bukit penyesalan” yang medannya berupa bukit-berbukit yang seolah tidak ada habisnya, dan kemudian sampailah di Plawangan (punggungan gunung) Sembalun Lawang. Lokasi ini merupakan pos pendakian terakhir sebelum menuju ke puncak dan kami kembali mendirikan tenda untuk persiapan summit attact ke puncak keesokan harinya;

Medan perjalanan menuju puncak sangat berat dan cukup berbahaya. Padang pasir, kawah, dan jurang di kiri kanan yang seolah tanpa dasar selama 4-5 jam mengiringi perjalanan kami ke Punjak Anjani, puncak Gunung Rinjani. Dengan medan berupa kerikil dan pasir yang halus dan licin dimana setiap kami melangkah, kaki kami akan terus melorot sehingga semakin memperberat perjalanan kami. Trek menuju puncak kiri kanannya sama-sama jurang dengan perkiraan kasar kemiringan sekitar 40-50% dan lebar sekitar 3-4 meter. Masker, gaiter, dan trekking pole yang kami gunakan untuk mendaki ke puncak sangatlah berguna . Masker, melindungi paru-paru dari menghirup debu yg beterbangan dari langkah kaki teman-teman yang ada di depan. Pakae gaiter juga sangat membantu untuk mencegah kerikil dan pasir masuk ke dalam sepatu demikian Trekking pole (Tongkat Gunung) sangat membantu untuk membantu nanjak karena medannya berupa pasir dan kerikil yang sangat halus dan licin.

Trek menuju Puncak Rinjani
Tidak sia-sia perjalanan panjang kami selama 5 jam dari tempat camping terakhir ke Puncak Gunung Rinjani. Pemandangan dari Puncak sungguh sangat luar biasa. 3 Gili di sekeliling Pulau Lombok, Gunung Agung di Pulau Bali dan Gunung Tambora di Pulau Sumbawa tampak sangat jelas dari Puncak Anjani, Gunung Rinjani. Danau Segara Anakan yang terletak di kaki gunung juga tampak sangat jelas dan sangat indah. Memang, alam tidak akan pernah bohong tentang kebesaran Tuhan.....

Foto-Foto lainnya bisa dilihat disini : Foto-Foto Gunung Rinjani

2 komentar:

  1. mantaap,sama semeru bagusan mana sob ?

    fauzyeah.blogspot.com

    BalasHapus
  2. eng....setiap gunung punya ceritanya sendiri, gak ada yang lebih bagus atau lebih jelek. halah....:)

    BalasHapus