|
Welcome to Batam |
Pada tanggal 6 - 7 Oktober 2012, Jalan-jalan sendirian yang cukup singkat saya ke Pulau Batam, hanya 2 hari
1 malam saja namun sebetulnya efektifnya hanya sekitar 24 jam saja. Sangat singkat
memang, tapi lumayan cukup banyak yang sempat saya kunjungi selama di pulau Batam. Pernah dalam kesempatan sebelumnya saya menginjakkan kaki di Pulau
Batam, namun pada saat itu saya tidak sempat “mencicipi” Pulau Batam barang sejenak karena langsung melanjutkan perjalanan ke Pulau Bintan di seberangnya. Di
kesempatan yang kedua ini saya mencoba untuk eksplore Pulau Batam lebih lama.
|
Menuju Jembatan Barelang |
|
Pedagang Kaki Lima di Atas Jembatan Barelang |
Berbekal informasi yang sudah saya kumpulkan sebelumnya dari internet dan
dari berbagai sumber, begitu mendarat di Bandara Hang Nadim, Batam, saya langsung cabut ke
Jembatan Barelang di ujung
selatan pulau Batam yang jaraknya sekitar 1 jam perjalanan dari bandara, icon Pulau Batam yang sangat terkenal itu. Dinamakan jembatan barelang karena merupakan akronim
dari Pulau – Pulau yang dihubungkan jembatan ini yakni Batam, Rempang, dan Galang.
Jembatan yang sangat mewah, menghubungan antara Pulau
Batam dengan Pulau Rempang di sebelahnya, namun kemewahan jembatan itu seakan
sangat kontras dengan banyaknya penjual kaki lima yang “nangkring” di atas Jembatan membuat lalu lintas kendaraan di tengah
jembatan menjadi sedikit tersendat. Sangat disayangkan sebetulnya. Icon kebanggaan kota
Batam ini seakan menjadi tempat wisata dadakan bagi warga sekitar. Pemandangan
laut lepas dari atas Jembatan Barelang memang menajubkan.
|
Coastarica Batam |
Kota Batam merupakan kota yang cukup modern. Pemerintah kota Batam sadar betul dengan letak pulau Batam yang sangat strategis di samping pulau Singapore. Maka tidak heran banyak sekali mall dan pusat perbelanjaan di kota ini. pusat - pusat hiburan pun banyak di bangun di beberapa sudut kota salah satunya Coastarica dan Batam Miniature House di daerah Bengkong, Batam.Coastarica / costarica merupakan salah satu tempat arena bermain dengan panggung - panggung musik. cocok buat kongkow-kongkow. namun entah mengapa, saat saya kesana pada sore hari, masih cenderung sepi. Mungkin ramainya malam, entahlah.
Dari Jembatan Barelang, saya terus melanjutkan perjalanan ke
arah selatan melewati
pulau rempang sampai ke ujung aspal tepatnya di Pulau Galang yakni ke Perkampungan Eks Pengungsi Vietnam
(Kamp Vietnam). Jadi ternyata dulu terdapat ribuan orang Vietnam yang banyak terdampar di Pulau Galang
ini ketika perang dunia ke-2 karena melarikan
diri dari negaranya yang sedang dilanda perang. Ehm, tidak nampak seperti bekas tempat pengungsian lagi sih tempatnya.
Hanya ada sebuah museum yang itu pun
kecil sekali museumnya, monyet-monyet liar di
sekitar bekas kamp pengungsian
vietnam, dan 2 buah kapal yang dijadikan
monument peringatan. Namun ada sebuah vihara yang cukup bagus disini menurut
saya yakni Vihara Quan Am Tu dengan patung dewi kuan yinnya dan masih digunakan hingga saat ini. Masuk vihara
ini pun gratis alias tidak dipungut biaya.
|
Vihara Quam Am Tu |
Di sepanjang pulau Galang sampai dengan Pulau Rempang juga bertebaran
pantai-pantai berpasir putih yang cantik terutama di sisi barat pulau ynag menghadap selat
malaka. Salah satunya yang cukup luas di ujung paling selatan Pulau Galang Baru terdapat Pantai Melur yang
putih bersih dan sepi yang berjarak kurang lebih 100 km dari pusat kota Batam.
Cukup jauh memang, tapi sangat worth it! Tipikal
pantai berpasir putih dan nyaris tidak berombak karena terletak di sisi selat
Malaka. Dan entah mengapa, ketika saya kesana, pantai-pantai ini tampak lumayan
sepi padahal waktu itu weekend. Apakah karena jaraknya yang memang jauh dari
kota Batam ?
|
Pantai Melur |
|
Pantai Melur |
Di kota Batam sendiri banyak tempat menarik yang layak dan sempat saya
dikunjungi. Terdapat Vihara Budha terbesar di Asea Tenggara, Vihara Maestreya. Sangat besar dan luas memang, apalagi waktu itu sedang ada festival kuliner khusus buat
vegetarian. Lumayan seru! Ada pula Kelenteng dengan Patung Dewi Kuan Yin tertinggi di Indonesia yang dibuktikan dengan tulisan penghargaan dari rekor
Muri sebagai patung tertinggi di Indonesia yang terletak di daerah sekupang,
Batam bagian barat.
|
Convention Hall |
|
Vihara Maestreya |
Menikmati Kota Batam di malam hari ternyata juga cukup
menarik. Banyak tempat seru buat hang out.
Banyak restoran – restoran seafood di pinggir pantai. Bisa juga menikmati view kota Batam yang ajib di malam hari dari Bukit Seraya, dan
tidak ketinggalan pula untuk mencicipi kuliner khas batam, gonggong. Nice!!
|
Gonggong |
Satu fakta yang menurut saya cukup menarik tentang
Batam ialah bahwa ternyata batam merupakan tempat ketiga di Tanah air dengan
kunjungan wisatawan mancanegara / wisatawan asing terbanyak setelah Bali dan
Jakarta. Mungkin karena letaknya yang sangat dekat dengan Singapore. Bukan
rahasia umum lagi kalau banyak orang – orang Singapore yang justru belanja di
kota Batam, namun kebalikannya orang
Indonesia malah banyak belanja di Singapore. Sudah seharusnya Batam menjadi
tujuan wisata yang patut diperhitungkan oleh wisatawan domestik. So lets visit
batam ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar