Banjarmasin, kota seribu sungai, di Kalimantan Selatan dimana kehidupan sungai sudah menjadi keseharian masyarakat kota
Banjarmasin, yang menjadikan kota ini terlihat sangat unik dibandingkan dengan
kota-kota lain di Indonesia. Kehidupan masyarakat di sepanjang Sungai Martapura
dan Sungai Barito yang membelah kota Banjarmasin inilah yang sangat menarik
perhatian saya, sehingga pada tanggal 1-2 September 2012 saya memutuskan untuk ke kota Banjarmasin terutama melihat langsung geliat pasar apung di atas sungai dari dekat.
|
Pasar Apung Lok Baintan |
|
Pasar Apung Lok Baintan |
Ada dua pasar apung yang terkenal di kota Banjarmasin yaitu Pasar Apung Kuin di Sungai Barito dan Pasar Apung Lok Baintan di
Sungai Martapura. Saya sendiri memilih untuk eksplore Pasar Apung Lok Baintan
yang kata warga lokal masih lebih alami dibandingkan
dengan Pasar Apung Kuin bersama dengan
teman-teman couchsurfing Banjarmasin. Untuk menuju Pasar Apung Lok Baintan, saya harus
berangkat pagi–pagi buta sebelum subuh untuk naik perahu karena perjalanan ke Pasar Apung Lok Baintan sendiri
memakan waktu kurang lebih 2 jam dan pasarnya sendiri hanya buka sampai jam 8
pagi. Sangat seru melihat langsung aktivitas jual beli di pasar apung.
Kebanyakan barang yang dijual adalah barang-barang pokok kebutuhan sehari-hari
seperti makanan, buah-buahan, dan sayuran. Saya sendiri mencoba membeli semacam
kue-kuean gitu..)
|
Soto Banjar Pak Amat |
Pilihan kuliner di Banjarmasin pun sangat beragam. Soto Banjar pak Amat yang saya coba di pinggiran sungai Martapura memang maknyus dengan harga yang cukup
bersahabat dengan kantong ^_^. Soto banjar
ini pun sebagai titik poin untuk melakukan perjalanan ke Pasar Apung Lok Baintan karena
perahu-perahu berangkat dari samping soto banjar Pak Amat ini sehingga begitu
selesai explore Pasar Apung Lok Baintan bisa langsung mencoba kuliner Soto Banjar pak Amat sambil melepas penat sambil melihat aktivitas
lalu-lalang perahu di pinggir sungai. Kuliner
menarik lainnya yang patut dicoba lontong orari yang ternyata porsi satu orangnya
sangat banyak.
|
Jembatan Barito |
Tidak lupa saya mengabadikan moment di atas Jembatan Barito, Jembatan gantung yang
diyakini sebagai jembatan gantung terpanjang di Indonesia sampai saat ini yang
membelah sungai Barito dan melewati
pulau kecil di tengah sungai. Sangat panjang memang! Jembatan terbesar di Kalimantan Selatan ini juga merupakan obyek wisata
di Banjarmasin yang menarik untuk dikunjungi. Kita bisa duduk duduk ditepi
jembatan ditemani dengan kue yang bisa kita beli di pedagang yang menawarkan
berbagai makanan dan minuman yang ada di jembatan tersebut. Kita juga dapat melihat indahnya sungai
Barito dan kapal kapal tongkang yang melintasi sungai Barito.
|
Pendulangan Intan di kota Martapura |
Tidak jauh dari Jembatan Barito terdapat Museum Wasaka. Museum ini berarsitekkan rumah adat banjar yaitu bubungan tinggi atau rumah panggung. Didalam
museum terdapat benda – benda bersejarah yang digunakan pejuang untuk melawan penjajah
belanda serta terdapat foto – foto yang berhubungan dengan perjuangan. Museum perjuangan pahlawan kalimantan selatan lah.
Salah
satu icon kota Banjarmasin lainnya yang
sempat saya kunjungi ialah Masjid Raya Sabilal Muhtadin yang merupakan salah
satu Landmark Kota Banjarmasin. Masjid Raya Sabilal Muhtadin berdiri megah dijantung kota Banjarmasin
menghadap Sungai Martapura. Masjid yang menjadi
kebanggaan warga Banjarmasin ini merupakan masjid terbesar di kota ini mempunyai bentuk unik dengan kubahnya yang khas. Di
komplek Mesjid ini juga terdapat hutan kota serta tidak jauh dari Taman Maskot.
Sebelum kembali ke Bandara untuk kembali ke Jakarta,
saya sempatkan dulu mampir sebentar ke kota Martapura, sekitar 1 jam dari
Banjarmasin. Yack, Tujuan utama saya untuk melihat langsung aktivitas
pendulangan intan yang ada di desa Pumpung, sekitar 30 menit dari pusat Kota
Martapura. Di sini
saya menyaksikan bagaimana
para pendulang intan bekerja untuk mendapatkan intan yang dikagumi banyak
orang. Saya pun
ikut mencoba mendulang intan, siapa tahu mujur bisa dapat intan tapi
sayangnya tidak dapat :).
|
Pusat oleh - oleh Pasar Martapura |
Di lokasi ini juga terdapat beberapa sentra industri rumah
tangga yang mengolah intan mentah menjadi batu-batu permata yang siap
digunakan. Jika tidak mau repot – repot ke desa pumpung buat “berburu” intan, di
Pusat kota Martapura sendiri terdapat pasar Martapura dimana kita
dapat berburu
batu permata intan dengan kualitas yang bagus dan harga yang bervariasi. Kita juga bisa
mendapatkan oleh-oleh khas Banjar di pasar ini. Saya pun hanya membeli
sedikit oleh – oleh makanan khas banjar, tanpa melirik sedikitpun ke penjaja
intan di pasar ini. Maklum ga cocok di kantong :)
|
Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Banjarmasin |
|
Masjid Raya Martapura |
Banjarmasin, kota seribu sungai, memang sangat memukau!! Sayang sekali
waktu saya untuk eksplore kota Banjarmasin sangatlah singkat. Teramat singkat
malah. Jika saya diberi kesempatan lagi untuk ke Banjarmasin, mungkin saya akan eksplore
lebih jauh lagi ke perkampungan dayak meratus di Loksado sekalian mencoba bamboo rafting yang sangat
terkenal itu. Oneday.....
Rekomen penginapan yg bisa strategis sma objek2 itu apa ?
BalasHapus