Sabtu, 19 Januari 2019

SINGKAWANG, KOTA SERIBU KELENTENG


Singkawang City

Singkawang, kota di provinsi kalimantan barat ini merupakan salah satu kota pecinan terbesar di Indonesia karena mayoritas penduduknya adalah orang Hakka (dengan persentase sekitar 42%). Tidak heran nuansa imlek begitu terasa di kota yang mayoritas penduduknya orang tionghoa ini. Bahkan perayaan Cap Go Meh yang biasa diadakan 2 minggu setelah perayaan imlek di kota ini dianggap sebagai perayaan Cap Go Meh terbesar di Indonesia.

Saya memang sengaja khusus datang ke kota Singkawang pas acara Cap Go Meh karena penasaran seperti apasih nuansa perayaan Cap Go Meh di Singkawang ini. Tidak ada penerbangan langsung dari Jakarta ke kota Singkawang. Saya harus terbang ke kota Pontianak dahulu dan melanjutkan perjalanan darat ke kota Singkawang dari kota Pontianak selama 3-4 jam.

Cerita saya sebelumnya pada waktu eksplore kota Pontianak dapat dilihat disini --> jelajah pontianak

Begitu memasuki kota Singkawang, nuansa imlek begitu kental terasa dengan banyaknya pernak - pernik lampion di pinggir-pinggir jalan. Semua kelenteng disini disulap dan dipercantik. Serasa bukan di Indonesia. hehe



Tugu Masuk kota Singkawang

Kemeriahan Cap Go Meh kota Singkawang

Kemeriahan Cap Go Meh kota Singkawang
Tidak heran, kota Singkawang sering disebut sebagai kota seribu kelenteng / vihara karena banyaknya kelenteng dan vihara di setiap sudut  kota. Begitu mudah menemukan kelenteng di kota ini karena memang mayoritas penduduknya masyarakat keturunan tionghoa dan beragama kong hu chu. Apalagi saya kesana masih dalam suasana imlek sehingga banyak kelenteng / vihara yang dipermak dan dipercantik.



Vihara Tridharma Bumi Raya
Vihara Tridharma Bumi Raya
Setiap sudut kota merupakan pecinan

Vihara Kwan Im Kiung kota Singkawang

Vihara Kwan Im Kiung kota Singkawang

Wisata ke kota Singkawang memang otomatis wisata pecinan dan budaya masyarakat tionghoa dengan segala  aktivitasnya. Datang ke kota Singkawang pas acara Cap Go Meh memang sangat tepat karena banyak atraksi dan pertunjukkan budaya tionghoa yang ditampilkan. Tatung-tatung yang didatangkan dari seluruh kabupaten di Kalimantan Barat terkonsentrasi di kota Singkawang semua pada perayaan Cap Go Meh di sini.

Selain wisata kelenteng dan vihara, banyak juga terdapat beberapa bangunan bersejarah etnis tionghoa yang masih dijaga dengan baik dan menjadi bangunan cagar budaya. Sebut saja salah satunya rumah marga chia - salah satu bangunan etnik dan unik yang menceritakan sejarah awal mulanya masyarakat tionghoa hakka datang ke kota Singkawang beberapa abad silam dan akhirnya justru menetap dan membangun peradaban di kota ini.


Herritage Building - Rumah Marga Chia

Mall Singkawang
Menjelajahi kota Singkawang memang seperti wisata ke pecinan / china town. Hampir semua kota di Indonesia pasti memiliki China Town-nya sendiri, namun di kota Singkawang ini tidak ada istilah china town sebetulnya karena hampir semua wilayah kota Singkawang merupakan pecinan/china town. Meskipun, mayoritas penduduk meruapakan etnis tionghoa, saya yang seorang muslim merasakan damainya kota ini dan toleransi umat beragama berjalan dengan sangat baik karena banyak juga pendatang dari luar kota singkawang dan etnis lain yang bermukim disini seperti dayak, melayu, dan jawa meskipun jumlahnya tidak banyak. Masjid raya kota SIngkawang yang bersebelahan dengan Vihara Tridharma Bumi Raya merupakan simbol kerukunan umat beragama di kota Singkawang ini.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar