|
Menyusuri Sungai menuju Pantai Sukamade, Merubetiri |
Taman Nasional Merubetiri yang terletak di perbatasan
dua kabupaten di Jawa Timur yaitu di Jember dan Banyuwangi memang menawarkan
banyak tempat menarik untuk di datangi. Banyak sekali pantai-pantai yang masih
sangat bersih dan sepi dengan pasir putihnya yang khas di kawasan taman
nasional ini. Ditambah pula karena jalan yang tidak memungkinkan untuk dilalui
kendaraan biasa untuk mencapai pantai-pantai itu sehingga kami harus memakai
kendaraan jeep membuat rasa lelah kami pun seolah terbayarkan ketika mencapai
pantai-pantai tersebut.
|
Melihat penyu bertelur di Pantai Sukamade |
Beberapa pantai yang ada di Taman Nasional
Merubetiri yang kami datangi diantaranya, Pantai Sukamade dimana di pantai ini
kami dapat menyaksikan secara langsung aktivitas penyu bertelur di pantai. Memang tujuan utama kami ke Taman
Nasional Merubetiri adalah ke Pantai Sukamade untuk menyaksikan langsung penyu
bertelur di alam lepas, melihat penangkaran penyu dan melepas anak penyu
(tukik) kembali ke lautan lepas. Perjalanan yang tidak bisa dibilang mudah
untuk mencapai pantai sukamade ini, karena jeep yang kami tumpangi harus
menerobos sungai dan mendaki bukit dengan jalanan berbatu.
|
Santai di Pantai Sukamade, Merubetiri, yang Sepi |
Karena aktivitas penyu bertelur biasanya
dimulai pada dini hari, kami pun memutuskan menginap di Pantai Sukamade malam
itu. Ranger (sebutan bagi guide yang
memandu kami untuk melihat penyu bertelur) dan kami pun harus menunggu dulu
selama beberapa jam karena penyu sangat sensitif dengan cahaya dan suara.
Akhirnya tak berapa lama sang ranger
memberi kode lewat gerakan tangan bahwa sudah ada penyu yang mendarat dan
bertelur. Momen melihat langsung penyu bertelur itu sulit dilukiskan dengan
kata-kata. Dan sekarang saya pun akhirnya tahu mengenai fakta yang beredar
bahwa penyu akan menangis sampai terlihat menitikkan air mata pada waktu
bertelur ternyata benar adanya. Tahu mengapa demikian? :)
|
Santai di Pantai Teluk Hijau, Merubetiri |
|
Pantai Teluk Hijau, Merubetiri |
Keesokan harinya, kami memutuskan mampir ke dua
pantai lain yang masih berada di kawasan Taman Nasional Merubetiri ini yaitu Pantai
Rajegwesi dengan pantainya yang berkarang dan sangat luas, dan Pantai Teluk
Hijau yaitu tipikal pantai yang nyaris tidak berombak karena berada disebuah
teluk dengan warna hijau tosca yang sangat menggiurkan buat berenang. Hehe! Saya
sangat suka dengan pantai teluk hijau ini. Sejauh pengalaman saya, ini pantai
tercantik yang pernah saya temui yang berada di selatan pulau jawa. Jarang
sekali ada pantai di kawasan selatan pulau jawa yang nyaris tidak berombak,
berwarna hijau tosca, dan boleh / bisa buat berenang seperti pantai teluk hijau
ini. Semoga kebersihan dan keindahan pantai teluk hijau ini tetap terjaga.
Amin!
|
Rajegwesi, Merubetiri |
|
Pantai Rajegwesi, Merubetiri |
Kami menghabiskan sampai setengah hari di
pantai teluk hijau ini sebelum melanjutkan perjalanan kembali ke Banyuwangi
untuk menuju pantai pulau merah. Pantai pulau merah sangat ramai waktu kami
sampai disana karena sudah sore dan menjelang sunset. Pantai yang lebih cocok
untuk surfing ini juga ramai sekali dengan penjaja makanan dan rumah makan sea
food yang bertebaran di sepanjang bibir pantai.
|
Menyusuri Pantai Pulau Merah |
|
Pantai Pulau Merah, Banyuwangi |
Hari berikutnya, kami melanjutkan perjalanan
kembali ke Taman Nasional Alas Purwo. Taman Nasional Alas Purwo terletak di
Paling Ujung Jawa Timur di kabupaten Banyuwangi dan sudah sangat dekat sekali
dengan pulau Bali. Butuh waktu sekitar 8-10 jam dari Surabaya. Banyak tempat
menarik di Taman Nasional ini yang patut disinggahi, termasuk puluhan pantainya
yang berpasir putih dan bersih. Begitu memasuki kawasan Taman Nasional Alas
Purwo, kami langsung dihadapkan pada hutan pohon jati yang sangat padat dengan
pohon-pohon yang sangat tinggi. Sangat berbeda dengan Taman Nasional Merubetiri
yang lebih heterogen dengan kondisi berbukit-bukit.
|
Padang Sabana Sadengan, Alas Purwo |
Tujuan utama kami ke padang savana sadengan untuk
melihat aktivitas langsung banteng dan rusa di alam lepas. Namun sayang
sepertinya siang itu, para banteng dan rusa seperti malu untuk menampakkan diri
dan mendekat ke lokasi pengamatan. Kami hanya bisa melihat banteng dan rusa itu
dari jauh dengan teropong, yang jika dilihat dengan mata telanjang hanya
seperti titik-titik kecil yang bergerak.
|
Pantai Trianggulasi, Alas Purwo |
|
Pantai Pancur, Alas Purwo |
|
Pantai Pancur, Alas Purwo |
Beberapa pantai di Taman Nasional Alas Purwo
yang sempat kami singgahi seperti pantai trianggulasi dan pantai pancur, masih
merupakan tipikal pantai yang lumayan ramai dengan turis meski sudah masuk jauh
ke dalam Taman Nasional. Sebetulnya masih banyak pantai yang sepi yang bisa
didatangi di Taman Nasional Alas Purwo seperti pantai plengkung yang biasa buat
surfing bule-bule dari Bali. Karena keterbatasan waktu, kami tidak explore
semua pantai di Taman Nasional Alas Purwo, ya mungkin lain waktu jika diberi
waktu lebih mungkin akan kembali lagi ke pantai-pantai tersembunyi lainnya. ^_^
Keindahan alas purwo dan merubetiri masih asli, mungkin karena jarang pengunjung ya Mas Auf. kadang akses yang terlalu mudah bikin alam cepat rusak.
BalasHapusyup, bener banget. kedua tempat di atas merupakan taman nasional, sehingga akses menuju kesana harus lapor ke petugas dan tidak segampang kalau ke tempat wisata pada umumnya....
BalasHapuskeren ya, klo boleh tahu share donk biaya nya
BalasHapusKebetulan saya ramai-ramai sama teman-teman saya jadi biaya dapat ditekan dan ditanggung bersama.
BalasHapus